REPUBLIKA.CO.ID, RABAT – Pemerintah Maroko tengah berupaya mewujudkan masjid program hemat energi. Menteri Wakaf dan Urusan Islam Ahmed Al Tawfiq mengatakan bahwa sebanyak 6.048 masjid di Maroko telah dilengkapi dengan perangkat hemat energi. Ia mengatakan pengembangan tersebut sejalan dengan kerangka kerja rehabilitasi energi yang dikerjakan oleh kementeriannya pada 2014.
Program rehabilitasi energi awalnya dibentuk oleh Kementerian Habous dan Urusan Islam dan Kementerian Transisi Energi, dengan anggaran MAD 97 juta.
Seperti dilansir Morocco World News pada Kamis (22/12), Ahmed Al Tawfiq berharap akan ada 1.980 masjid lagi yang termasuk dalam proyek tersebut hingga akhir 2023. Al Tawfiq menjelaskan tentang pembaruan terbaru tentang proyek Masjid Hijau di Maroko itu selama sesi di House of Councillors majelis tinggi parlemen Maroko.
Masjid-masjid yang mengikuti kerangka tersebut akan memiliki kesempatan untuk mendapatkan lima kategori berbeda yang mengakui inisiatif masjid hijau ini. Untuk diklasifikasikan sebagai Masjid Hijau, harus ada bukti bahwa mereka menggunakan peralatan hemat energi seperti lampu konsumsi rendah, pemanas air tenaga surya, dan panel fotovoltaik.
Saat ini terdapat 1.000 masjid yang berfungsi dengan peralatan hemat energi, yang telah diklasifikasikan sebagai Masjid Hijau.
Di bawah program yang sama, kementerian juga menekankan perlunya meningkatkan kesadaran akan teknik hemat energi, yang melibatkan staf pelatihan dan administrasi. Langkah tersebut bertujuan untuk memprioritaskan langkah-langkah yang mengurangi konsumsi energi.
Ini bukan pertama kalinya masjid-masjid di Maroko menerapkan strategi hijau. Pada 2016, 600 masjid melakukan perubahan untuk menggunakan energi terbarukan.