Sabtu 02 Mar 2019 05:05 WIB

Menjaga Tali Persaudaraan Sesama Muslim

Allah memberkahi umat Islam dengan kekuatan agama dan persaudaraan.

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Agung Sasongko
Berdoa Ilustrasi
Foto:

Dia menegaskan, seorang Muslim tidak boleh merasa paling benar. Pa salnya, sikap tersebut merupakan ajaran Firaun. Dia beranggapan, bila sikap paling benar dimiliki oleh orang tidak berilmu, bisa berdampak pada kesalahan besar. Bahkan Ali bin Abi Thalib pernah berkata, "Jika kebodohan adalah mahluk, akan aku sembelih."

"Baginda Rasulullah SAW pun sering bermusyawarah dan meminta pendapat orang lain. Terkadang justru mengambil pendapat orang lain dibandingkan pendapat sendiri. Dalam Perang Badar, mi salnya, Rasul lebih menerima strategi yang disampaikan oleh para sahabat," kata Habib Ali Zainal.

Menurut dia, sikap saling menghargai pendapat tersebut diperlukan dalam masyarakat saat ini supaya ikatan persaudaraan Muslim makin kuat. Sayang nya, ia menilai sekarang umat Muslim mudah terpecah hanya karena perbedaan pendapat, misalnya saja terkait perbedaan jumlah rakaat shalat Tarawih. "Bagaimana bisa kita menjadi muslim yang praktikkan Islam kalau kita sendiri yang merusak bagian bawah karena si buk pada akarnya. Keharmonisan harus terwujud oleh sesama Muslim," katanya.

Habib Ali Zainal bercerita, suatu hari Rasul melakukan perjalanan bersama para sahabat. Kemudian ada seorang Anshar yang hendak mengambil air berbarengan dengan anak buah Umar bin Khattab yang juga ingin mengambil air di sebuah sumur. Sayangnya, hanya ada satu ember untuk menimba. Akhirnya mereka tarik-menarik berebut ember tersebut dan menimbulkan emosi kedua belah pihak memuncak.

Keduanya kemudian memanggil kaumnya masing-masing yakni Anshor dan Muhajirin. Semuanya pun datang dengan emosi. Kedua kaum itu lalu ber selisih hingga menarik pedangnya ma sing-masing hanya karena ember dan melupakan ikatan persaudaraan yang sudah diikat oleh Rasul.

Melihat kejadian tersebut, Nabi menegaskan, perselisihan dapat meruntuhkan tulang belakang Islam. "Kata Nabi, kamu semua masih mengangkat slogan jahiliyah, bahkan saat saya masih hidup di tengah-tengah kalian. Tinggal kan semua ini. Ini semua berbau busuk," kata Habib Ali Zainal.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement