REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Wadah Silaturahim Khatib Indonesia (Wasathi) mengajak para penceramah untuk tidak menyebar kebencian lewat aktivitas dakwahnya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
"Kami menolak dan melawan dengan tegas segala bentuk praktik provokasi, ujaran kebencian, fitnah, makar, kebohongan dalam aktivitas penyampaian khutbah Jumat atau dakwah," kata deklarator Wasathi, Arif Fahrudin, pada acara Deklarasi Wasathi di Jakarta, Ahad (25/2) malam.
Menurut dia, risalah Islam agar disampaikan sesuai karakter yang moderat, berkedamaian, kontekstual, dan berkomitmen untuk memadukan semangat agama dengan kebangsaan.
Dia mengatakan berislam harus sesuai dengan prinsip rahmat untuk alam semesta, yaitu secara ramah, toleran, moderat, dan tegas dalam pluralitas suku, agama, ras, serta antargolongan.
Seiring dengan hal itu, lanjut dia, mengamalkan Islam juga harus sesuai dengan pedoman Alquran, sunah, hukum, dan perundang-undangan yang berlaku.
"Integrasikan nilai-nilai keislaman dan keindonesiaan dalam setiap lini kehidupan dan lapisan masyarakat demi kehidupan nasional yang penuh kebijakan dan kerukunan," kata dia.
Arif juga mengajak umat dan masyarakat untuk secara konsisten menjadikan ulama sebagai pandu dan guru dalam kehidupan beragama, berbangsa, dan bernegara.