Jumat 15 Feb 2019 05:05 WIB

Berpisah demi Dakwah

Kedatangan datang di tengah-tengah kesulitan.

Hijrah, ilustrasi
Hijrah, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Hijrah ke Madinah menjadi titik awal perkembangan Islam di Jazirah Arab, bahkan hingga seantero dunia. Sejumlah sahabat terlibat dalam peristiwa itu, salah satunya Abu Salamah. Namun, jalan perjuangan tersebut tidak mudah. Banyak dari sahabat yang harus meninggalkan keluarganya di Madinah.

Begitu juga sahabat Muhammad SAW yang satu ini. Bahkan, ia harus rela melepaskan gelimang harta yang telah membesarkannya selama di Makkah. Ini tak lain untuk menjawab perintah dan bukti kecintaan terhadap Rasul pilihan itu.

Di tengah-tengah perjalanan menuju Madinah, Abu Salamah bertemu dengan keluarga besar istrinya, Ummu Salamah. Anak dan istrinya turut serta dalam perjalanan itu, tetapi mereka tidak memperbolehkan anak istrinya mendampingi suaminya. Abu Salamah dan Ummu Salamah masih satu kabilah, yakni berasal dari Bani Makhzum.  

Akhirnya, Abu Salamah mengikuti permintaan keluarga besar istrinya. Ia pun meninggalkan keluarga tercintanya tersebut. Walau kecintaannya begitu besar terhadap istri dan anaknya, perintah Allah SWT dan Rasul-Nya berada di atas segalanya. Abu Salamah tetap meneruskan hijrah ke Madinah tanpa orang-orang yang dicintainya.

Melihat keadaan Abu Salamah, keluarganya tak bisa menerima perlakuan keluarga besar Ummu Salamah. Mereka mendatangi keluarga Ummu Salamah, berniat mengambil anak Abu Salamah.

“Kami tidak akan membiarkan anak kami (anak Abu Salamah) tinggal bersamanya (Ummu Salamah), jika kalian memisahkannya dari ayahnya,” kata keluarga Abu Salamah.

sumber : Islam Digest Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement