Kesan yang melukai hati diterimanya setelah memeluk Islam. Datangnya bukan dari orang jauh, tapi orang dekat dengannya. Orang itu adalah ibu yang telah melahirkannya.
Dengan kecewa, sang ibu mengatakan, dengan memeluk Islam, Aysha akan menjadi teroris dan antinegara. "Saya mengalami masa yang sangat buruk dengan ibu saya, ujar Aysha sedih.
Tak hanya dengan perkataan, sang ibu bahkan berpandangan sinis menyaksikan anaknya melaksanakan shalat dan mengenakan jilbab. Aysha kemudian mendirikan shalat di kamar lantai kedua rumah yang ditempatinya Hubungan mereka menjadi tidak baik.
Namun, Aysha tidak pernah kasar kepada ibunya. Lambat laun perlakuan sang ibu semakin baik. Meskipun berbeda keyakinan, orang tuanya dengan perlahan bisa menerima pilihan hidup sang anak "Saya tidak berbicara dengan ayah saya sepanjang hidup saya dan dia tidak ingin melihat saya.
Tapi, sekarang, karena Islam, saya membuka diri dan dia mengunjungi kami secara teratur," ujarnya. Pengalamannya memeluk Islam diceritakan kepada para mualaf. Ibrah berharga itu memotivasi mereka yang baru bersyahadat untuk tetap menjaga keimanannya hingga akhir hayat