REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Ahmad Agus Fitriawan
Sombong (takabur) adalah sifat buruk yang dapat menggelincirkan manusia ke dalam azab yang pedih. Imam Muslim meriwayatkan hadis dari Ibn Mas'ud ra bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Tidak akan masuk surga, orang yang di dalam hatinya terdapat seberat biji sawi dari kesombongan."
Untuk menghindarinya, kita tidak bisa lakukan begitu saja tetapi kita mesti mengetahui peluang yang mendorong dan menyebabkan timbulnya kesombongan itu. Jika tak mengetahui penyebabnya, sulitlah kita mengatasi akibatnya.
Imam al-Ghazali dalam kitab Ihya Ulumuddin menyebutkan, peluang yang menyebabkan seseorang bisa sombong. Pertama, ilmu pengetahuan yang dimilikinya. Orang bisa sombong karena merasa mempunyai ilmu dan menganggap orang lain lebih bodoh. Kedua, ibadah dan amal saleh yang dikerjakannya. Niatnya bercampur dengan riya dan sum'ah atau ingin mendapatkan pujian dari makhluk.
Gemar sekali kalau dinyatakan oleh orang bahwa dirinya orang saleh, ahli ibadah, lebih pintar hukum, dan segudang pujian lain nya. Bahkan, ia sangat suka jika orang lain mengatakan kalau dirinya jarang melakukan perbuatan maksiat atau dosa. Ketiga, keturunan atau nasabnya. Seseorang yang berasal dari keturunan terhormat, bangsawan, dan sebagainya lebih ber pe luang sombong dibandingkan orang dari keturunan biasa-biasa saja. Ia cenderung memandang remeh terhadap orang lain.
Keempat, harta kekayaan yang dimilikinya. Orang yang ber gelimangan harta mudah terseret pada semacam rasa haus ingin dipuji. Ia merindukan suatu kehormatan dari orang lain karena kekayaannya. Dengan kekayaan yang dimilikinya, sering kali ia meremehkan orang lain yang hartanya tak sebanding dengannya. Hal yang lebih berbahaya lagi, si kaya ini tak segan-segan memperlakukan orang lain (orang miskin) dengan sikap kesewenang-wenangan.
Anggapannya ialah segalanya dapat dibeli dengan uang. Orang lain dengan mudahnya dapat dipermainkan dengan harta. Kelima, keelokan wajah yang dimilikinya. Merasa kalau dirinya yang paling cantik atau tampan sehingga lagak dan gayanya berlebih-lebihan. Bahkan, karena keelokan wajahnya, orang itu tidak meniti jalan yang baik, tetapi digunakan di jalan maksiat karena merasa memudahkan ia berbuat zina. Keenam, kekuasaan. Sombong karena kekuasaan berakibat sangat berbahaya dan membahayakan orang lain.
Kesombongan ini berakibat munculnya tindak kezaliman (kesewenang-wenangan). Karena kekuasaan yang dimilikinya, lalu ia berbuat sekehendak hatinya. Ketujuh, kaum atau golongannya lebih banyak. Dengan golongan yang besar, ia menganggap dirinya mempunyai kharisma yang agung. Padahal, golongan dan pengikut yang banyak hanya bisa dirasakan di dunia. Di akhirat yang menjadi pengikut setia hanyalah amal kebaikan yang diterima Allah.
Semua itu akan merusak jiwa dan menutup kalbu sehingga lupa jika hanya Allah yang Agung. Semoga kita semua dijauhkan Allah dari sifat sombong yang berbahaya dalam amal ibadah dan senantiasa tawadhu berjalan di muka bumi dan menghadap Allah. Amien.