REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Agama (Menag), Lukman Hakim Saifuddin mengajak umat Islam mengikuti acara Dzikir Nasional di malam tahun baru. Dzikir Nasional merupakan acara yang akan digelar Republika seperti tahun-tahun sebelumnya. Kali ini, acara zikir dirangkaikan dengan acara Festival Republik di Masjid At-Tin, Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta pada 29-31 Desember 2018.
"Dzikir Nasional sesuatu yang sangat positif karenanya saya mengajak semua masyarakat untuk bisa bersama-sama Republika menghadiri Dzikir Nasional," kata Lukman saat ditemui Republika.co.id di rumahnya, Sabtu (22/12).
Ia menerangkan, mengikuti kegiatan Dzikir Nasional merupakan cara yang baik mengakhiri tahun 2018 dan memasuki tahun 2019. Saat mengikuti Dzikir Nasional seseorang bisa melakukan introspeksi diri sekaligus mendengar ceramah-ceramah keagamaan dari sejumlah ulama terkemuka.
Menag pun mengajak masyarakat khususnya umat Islam untuk mendatangi masjid-masjid di malam pergantian tahun. Sementara, masyarakat di kota-kota besar bisa mengikuti acara Dzikir Nasional yang diselenggarakan Republika di Jakarta, Bandung dan Yogyakarta.
Wakil Pemimpin Redaksi Republika, Nur Hasan Murtaji menyampaikan, tema Festival Republik tahun ini 'Menebar Kebaikan dan Menguatkan Kepedulian'. Tema tersebut diangkat Republika agar menjadi semangat bersama.
Dia mengatakan, sekarang Indonesia sedang tertimpa banyak bencana seperti gunung meletus, gempa bumi, tsunami, banjir, longsor dan lain sebagainya. "Semua bencana tersebut akan terasa ringan bila semua orang satu Bangsa Indonesia saling membantu dan bersinergi meringankan beban penderitaan orang-orang yang tertimpa musibah," katanya.
Hasan mengatakan, gotong royong atau bekerja bersama dengan satu tujuan akan mempermudah masyarakat Bangsa Indonesia menyelesaikan berbagai persoalan bangsa. Oleh sebab itu Republika ingin menggaungkan semangat menebar kebaikan dan menguatkan kepedulian melalui Festival Republik dan Dzikir Nasional.
Ia menambahkan, sekarang Bangsa Indonesia tengah menghadapi tahun politik menjelang kontestasi pemilihan presiden dan wakil presiden. Jangan sampai kontestasi itu membuat masyarakat Bangsa Indonesia terpecah belah akibat pilihan politik yang berbeda. Pilihan politik adalah hak masing-masing warga negara, tetapi kepedulian kepada sesama adalah kewajiban sebagai Bangsa Indonesia dan umat manusia.
"Kita harus saling membantu siapa pun mereka yang membutuhkan pertolongan kita walau berbeda pilihan politik, meski perbedaan pilihan politik, justru kita harus meningkatkan persatuan dan persaudaraan sesama Bangsa Indonesia dan umat manusia," jelasnya.