Senin 26 Nov 2018 05:30 WIB

Meski tak Tahu, Amanda Menangis Saat Mendengar Ayat Alquran

Dia masuk Islam ketika berusia 15 tahun.

Rep: Ratna Ajeng Tedjomukti/ Red: Agung Sasongko
Mualaf
Foto:

Suatu hari seorang temannya menyebutkan bahwa mungkin jika menikah akan membantu dia dalam menjalani Islam lebih mudah. Dia menjelaskan jika memiliki rumah sendiri dengan seorang suami nantinya bisa ber latih Islam sesuai keinginan dan mengenakan jilbab jika meng inginkannya.

"Saya menepisnya dengan tawa karena belum ada keinginan me nikah. Hidup saya masih panjang dan saya masih sangat muda," pikir dia. Kemudian tanpa izin Amanda, temannya membuat profil kencan untuknya di situs kencan Muslim. Dia memperkenalkannya kepada beberapa orang.

Amanda merasa canggung jika bertemu karena mereka pasti mengenalnya. Namun, temannya telanjur mengunggahnya. Itu ja lan nya untuk membangun keluarga. Setelah beberapa hari, dia pun memerik sa akunnya dan mendapatkan sebuah surel dari seorang pria yang tinggal di ling kungan rumah.

Pria ini cukup tampan, saat itu kencan online masih cukup tabu. Namun, dia meyakinkan dirinya untuk tetap membalas e-mail itu. Dia pun mengatur pertemuan di Panera untuk saling mengenal satu sama lain.

Kesan pertama terasa kaku lalu dia pun berpisah dengan berpikir bahwa tidak akan pernah melihatnya lagi. "Namun, beruntung bagi saya, dia tidak menyerah. Kami mengha biskan musim panas itu berkenal an, tetapi masih muda dan naif saya pikir kami hanya berkencan," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement