Senin 26 Nov 2018 05:30 WIB

Meski tak Tahu, Amanda Menangis Saat Mendengar Ayat Alquran

Dia masuk Islam ketika berusia 15 tahun.

Rep: Ratna Ajeng Tedjomukti/ Red: Agung Sasongko
Mualaf
Foto:

Ketika itu, dia baru berusia 10 tahun, tetapi setiap Senin malam dia pergi bersama rekan satu timnya untuk menyebarkan kabar baik. Dia berbicara kepada orang asing, orang dewasa, remaja, anak-anak, tentang bagaimana mereka harus menerima ketuhanan versi Kristen di dalam hati mereka. Suatu hal yang aneh terjadi ketika itu. Semakin dia memberi tahu orang-orang, dia semakin merasa kosong.

"Saya mulai merasa seperti penipuan karena saya menyadari tidak percaya apa yang saya ceritakan kepada orang-orang. Saya memiliki pertanyaan yang tidak bisa dijawab oleh pemimpin gereja," katanya.

Contohnya, mengapa tradisi yang dianutnya mengatakan untuk tidak makan babi, tetapi justru memakan babi setiap Ahad atau mengapa wanita diajarkan menutupi rambut mereka, tetapi hanya para biarawati yang melakukannya.

Dia juga meragukan konsep ketuhanan yang baginya tidak masuk akal. Jadi, sedikit demi sedikit, dia mulai memberontak dan menolak untuk datang ke gereja. Ketika sedang mengalami kegalauan batin semacam ini, peristiwa 9-11 terjadi dan mengguncangnya, seperti banyak orang lain.

"Saya ingat bertanya-tanya tentang orang-orang yang melakukannya, tentang teroris Islam yang menjadi sorotan berita. Saya ingin mengenal mereka. Apa yang mem buat mereka melakukan ini? Apa yang me reka percaya dan mengapa seseorang ingin menyebabkan begitu banyak kepedihan," ujarnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement