Sabtu 27 Oct 2018 06:30 WIB

Pertemuan Musa dan Adam

Kisah pertemuan Musa dan Adam ini diriwayatkan Bukhari dan Muslim.

Alam semesta
Foto:

Setiap orang memang ditakdirkan untuk hidup dalam kelelahan dan kepayahan.Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia berada dalam susah payah (QS al-Balad: 4).Kelelahan dan ke payahan ini bermula dari hal yang sederhana, seperti kehausan.Untuk mendapatkan air minum haruslah seseorang melalui usaha menimba air atau mencari uang untuk membeli air.

Tak hanya manusia biasa, nabi dan rasul pun mengalaminya.Bahkan kelelahan dan kepayahan yang mereka alami jauh lebih sulit dibandingkan manusia biasa. Musa harus merasakan kejaran Firaun dan tentaranya.Saat itu, dia kabur dari Mesir ke Madyan karena membunuh seorang laki-laki Qibti.

Kemudian, dia hidup menjadi gembala kambing selama 10 tahun.Setelah Allah mengangkatnya menjadi nabi, Musa menghadapi Firaun.Tugasnya kian berat.

Dia juga harus menghadapi kejahatan Bani Israil.Begitulah ujian yang dihadapi, hingga membuatnya lelah.Ke mudian timbul perasaan ujian yang ha rus dihadapinya ini disebabkan Adam, karena manusia pertama itu di anggapnya melakukan dosa sehingga dia dan anak cucunya harus hidup di dunia.

Setelah Allah menciptakan Adam, Dia memerintahkan manusia pertama itu tinggal di Surga. Kehidupan dan kebutuhannya dijamin Allah dari pakai an dan makanannya.Dia pun diizinkan mengambil buah-buahan dan meminum air dari sungai mana saja, kecuali satu pohon.

Namun Adam durhaka, dia tetap saja memakan buah dari pohon terlarang karena bisikan setan. Kemudian Allah menurunkannya dari rumah yang kekal ke rumah yang penuh lelah. Anak-cucunya ditakdirkan untuk hidup dengan perjuangan yang tidak mudah.

Saat Musa bertemu bapaknya, dia menge luhkan hidupnya dan menya lahkan Adam. Padahal, Allah telah memberikan kemuliaan langsung dicip takan dari tangan Allah sedangkan lainnya dengan kata, Kun.

Menurut Musa, tidak sepantasnya Adam durhaka kepada Allah. Namun Adam tidak menerima disalahkan Musa. Adam kecewa, kata-kata itu dilontarkan oleh Musa yang seorang Nabi. Padahal Allah juga memberikan kemuliaan yang lebih kepada Musa, melalui kitab Taurat.

Di dalam Taurat jelas, Allah menuliskan wahyu. Seharusnya Musa lebih pa ham dengan apa yang dipermasalahkannya. Apa yang dilakukan Adam ada dalam Taurat. Sedangkan Taurat diciptakan 40 tahun sebelum Adam tercipta.

Setiap peristiwa memiliki hikmah. Apalagi keluarnya Adam dari Surga memiliki hikmah kebaikan yang tentu lebih diketahui Allah dibandingkan makhluk.

sumber : Islam Digest Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement