Jumat 19 Oct 2018 06:30 WIB

Don Trammell Terpesona dengan Ritual Puasa dan Shalat

Perjalanan Don hingga memeluk Islam membutuhkan waktu yang tak singkat.

Mualaf (ilustrasi).
Foto:

Sejak kecil, Don tumbuh besar dengan pendidikan agama yang minim. Ia beragama, namun tak mendalami keimanannya pada Tuhan. Namun, sang ibu mendidiknya dengan sangat baik serta mengajarkannya hal-hal luhur. Keingintahuan Don pada Islam dalam rangka pencarian Tuhan di hatinya. Ia mencari makna sejati kehidupan yang sebenarnya.

“Aku percaya pada Tuhan, tapi aku tak meyakini Dia sebagai pencipta dan pengatur takdir saya. Aku merasa di tanganku sendirilah putusan nasib. Dengan kata lain, bisa dikatakan aku hidup dengan membuat aturanku sendiri,” tuturnya.

Perjalanan menuju hidayah kemudian dimulai. Don menjalin kerja sama bisnis dengan orang-orang Mesir. Ia pun kemudian segera pindah ke Kairo. Don menginjak pertama kali Negeri Kinanah bertepatan saat Muslimin menjalankan puasa Ramadhan. Ia pun begitu tertarik dengan ritual ibadah Ramadhan Muslimin.

Don bahkan sempat ikut menahan lapar dan haus pada siang hari dalam rangka menghormati. Namun, saat Ramadhan usai, Don mencari informasi mengenai ibadah puasa. Sebetulnya, ia sangat tertarik dan antusias pada ibadah puasa Muslimin.

Tak hanya ibadah puasa, Don juga terpesona dengan shalat. Ia kagum dengan Muslimin yang meluangkan waktunya untuk ibadah lima kali sehari. Awalnya, saat rekan kerjanya selalu izin shalat, ia merasa jengkel. Namun, ketika mengetahui tentang ibadah itu, Don justru merasa kagum dan sangat menghormati.

“Aku kagum dan hormat pada mereka. Aku pun iri melihatnya dan ingin memiliki perasaan betapa pentingnya Tuhan dalam hidup. Perlahan-lahan, aku pun bertanya tentang Islam dan bagaimana rasanya menjadi seorang Muslim,” kata Don.

sumber : Oase Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement