Oleh: Fitriyan Zamzami dari Jeddah, Arab Saudi
IHRAM.CO.ID, JEDDAH -- Seperti laiknya kota-kota peninggalan abad pertengahan, wilayah historis Kota Tua Jeddah di Al Balad adalah juga labirin-labirin yang mudah membuat tersesat. Jalan-jalan sempit dengan bangunan-bangunan tua bertingkat nan menjulang membuat perimeter pandangan jadi sempit. Kemiripan arsitektural masing-masing gedung tua juga membuat sukar mengingat di mana sedang berdiri.
Dengan sirkumstansi seperti itu, mencari Masjid Imam Syafi’i sama sekali bukan perkara mudah. Menaranya tak nampak karena tertutupi bangunan-bangunan. Sementara tanda jalan mengarah ke gang-gang yang membingungkan.
Aplikasi pencari jalan Google Map tak punya kuasa jadi pemandu. Produk modern itu seperti kebingungan di lingkungan yang sedemikian kuno dan belum berubah sejak ratusan tahun lampau.

Foto: Republika/Fitriyan Zamzami
Beruntung ada Muhammad Yamin. Penduduk tempatan asal Pakistan yang saya temui tak sengaja pada Jumat (31/8) itu memerinci dengan detail jalan-jalan tikus dan gang-gang menuju masjid tersebut.
Terletak di jalur al-Mazlum di tengah Kota Tua Jeddah, Masjid Imam Syafi’i bukan bangunan yang sedemikian megah. Luasnya hanya separuh lapangan sepak bola. Ia diapit sejumlah pintu masuk besar dari kayu di tiga sisi yang nampaknya sudah tak muda lagi. Jendela-jendelanya yang sudah nampak tua dilindungi teralis-teralis besi.