Rabu 25 Apr 2018 12:02 WIB

Ganti Ideologi Pancasila, Bertentangan dengan Sejarah Islam

Dalam Islam tidak ada secara khusus bertujuan untuk mendirikan negara Islam.

Rep: muhyiddin/ Red: Agus Yulianto
Garuda Pancasila
Garuda Pancasila

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Lembaga Kajian Islam Darul Fattah menggelar Halaqoh Nasional dengan tema "Islam dan Negara Bangsa", menjadi Muslim Indonesia, di Bogor, Selasa (24/4) malam. Dalam acara tersebut membahas tentang adanya kelompok yang ingin mendirikan negara Islam di Indonesia dan mengganti ideologi Pancasila sebagai dasar negara.

 

Halaqah ini menghadirkan sejumlah narasumber di antaranya Rektor Perguruan Tinggi Ilmu Al-Quran (PTIQ) Jakarta, Prof Nasarudin Umar, Peneliti Darul Fattah Imdadun Rahmat dan Komis Fatwa MUI Kota Bogor Khotimi Badri. Direktur Lembaga Kajian Islam Darul Fattah, Achmad Solechan mengatakan, jika ada yang ingin mendirikan negara Islam dan mengganti dasar negara pastinya bertentangan dengan sejarah.

 

Pasalnya, dalam sejarah dakwah Nabi Muhammad saat di Madinah, dikenal dengan adanya piagam Madinah. Menurut Achmat, saat itu, masyarakat Madinah juga bisa hidup dalam perbedaan dengan adanya piagam tersebut. Piagam Madinah secara teks memang berbeda dengan Pancasila, tetapi secara substansi terdapat banyak kesamaan.

 

"Di mana, di Madinah terbangun hubungan saling menghormati, menghargai perbedaan suku maupun agama. Tidak hanya Islam, tapi ada kristen dan Yahudi. Penduduk Madinah saat itu merasa senang dan tentram," ujar Achmad dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Rabu (25/4).

 

Karena itu, menurut dia, dalam Islam tidak ada secara khusus bertujuan untuk mendirikan Negara Islam atau Khilafah. Selama menjalankan nilai-nilai dan ajaran Islam, menurut dia, hal itu juga menegakkan syariat Islam.

 

"Buat apa kalau mengatasnamakan negara Islam dan menggunakan simbol keislaman, namun menginjak-injak nilai dan prinsip Islam itu sendiri," ucapnya.

 

Achmad pun mengajak, agar tidak ragu menjadi Muslim Indonesia karena pada hakikatnya selama menjalankan nilai-nilai dan landasan dari ajaran Islam akan tercipta negara Islam. "Jangan silau dengan peradaban fatamorgana, yang hanya menjadikan agama sebagai alat politik dan kepentingan sesaat. Untuk itu, Kita mengajak untuk memperkuat negara dan cinta tanah air sebagai negara yang sejalan dengan ajaran Islam," katanya.

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement