REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kejayaan ilmu pengetahuan telah menuntun umat Islam memimpin peradaban. Dan semua, berawal dari keuletan kaum cendekia dan inovasi dalam berbagai ranah ilmu pengetahuan. Ini tak hanya diakui oleh kalangan dalam. Ilmuwan Barat menyatakan pandangan serupa. Salah satunya, John William Draper.
Draper yang dikutip tim penulis Foundation for Science Technology and Civilization (FSTC), Inggris, dalam tulisan berjudul Innovations in Islamic Sciences, menyatakan dalam sains eksperimental, Muslim mengawali penelitian dalam bidang kimia, menemukan sejumlah bahan yang sangat penting, seperti asam sulfur dan alkohol.
Dalam mekanika, Muslim melahirkan ide-ide tentang gravitasi dan telah karib dengan daya mekanis. Demikian pula, dalam hidrostatistik, melalui pembuatan tabel pertama tentang berat gaya badan dan menulis beberapa karya tenggelam dan mengambangnya tubuh di air.
Ibnu Haytham, ujar Draper, berhasil membuat penemuan besar mengenai jejak sinar cahaya yang melalui atmosfer. Pernyataan lain disampaikan Jared Diamond dalam The Great Contribution of Muslim Scientists. Menurut dia, peradaban Islam memiliki keunggulan teknologi yang mengagumkan pada abad pertengahan.
Para ilmuwan dan sarjana Muslim dipuji karena aktif berinovasi di berbagai bidang pengetahuan. Ilmuwan Islam berhasil membuat kincir angin, sistem irigasi, observatorium, dan banyak lagi. Jared menambahkan, pengaruh Islam pada aspek inovasi teknologi pada akhirnya lebih banyak diserap ke dunia Barat, ketimbang sebaliknya.
Hingga abad ke-16, ketika kejayaan Islam memudar, arus utama inovasi dunia mulai dikuasai Barat.