REPUBLIKA.CO.ID,ISTANBUL -- Dianggap sebagai puncak arsitektur Ottoman, Masjid dan Kompleks Suleymaniye telah mempertahankan kemegahannya sejak dibuka pada tahun 1557, tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah tetapi juga sebagai pusat pengetahuan, seni, dan peradaban yang membentuk semangat Istanbul.
Meskipun mengalami gempa bumi dan kebakaran, Suleymaniye sebagian besar telah mempertahankan keasliannya. Pekerjaan restorasi komprehensif, yang dimulai pada era Republik, telah dengan cermat melindungi detail arsitektur dan desain akustiknya.
Dengan restorasi yang terakhir dilakukan pada tahun 2010-an, masjid dan kompleks ini telah dikembalikan ke kejayaannya dan terdaftar sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO, dikutip dari laman Daily Sabah, Kamis (16/10/2025)
Sejarawan dan penulis Ibrahim Akkurt mengevaluasi signifikansi historis dan budaya Masjid dan Kompleks Süleymaniye, menekankan maknanya di cakrawala kota selama berabad-abad.
Akkurt mencatat bahwa kompleks ini dibangun antara tahun 1550 dan 1557 oleh arsitek Mimar Sinan atas perintah Sultan Suleiman yang Agung.
“Suleymaniye bukanlah masjid biasa atau kompleks sederhana. Kompleks ini mencerminkan akumulasi pengetahuan selama 200-250 tahun tentang Kesultanan Utsmaniyah selama periode kejayaannya, serta pengalaman seumur hidup Sultan Suleiman dan Mimar Sinan selama tahun-tahun terbaik mereka," ujarnya.
Akkurt menekankan bahwa, di sekitar masjid pusat, kompleks ini awalnya mencakup empat madrasah, sebuah pemandian, sebuah rumah sakit, dan sebuah imaret (dapur umum), yang berfungsi sebagai pusat kehidupan sosial di area tersebut.