Sabtu 31 Mar 2018 22:46 WIB

Nabi Adam Melihat Anak Cucu yang akan Hidup

Dan Allah menjadikan di antara kedua mata masing-masing orang kilauan cahaya.

Jabal Rahmah atau Bukit Kasih Sayang, yang mengkisahkan pertemuan Nabi Adam AS dan Siti Hawa setelah 300 tahun terpisah
Foto: dok. Kemenag.go.id
Jabal Rahmah atau Bukit Kasih Sayang, yang mengkisahkan pertemuan Nabi Adam AS dan Siti Hawa setelah 300 tahun terpisah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Dalam sebuah hadis dari Abu Hurairah, Rasulullah bersabda, pada saat menciptakan Adam, Allah mengusap punggungnya, lalu dari punggung itu berjatuhan seluruh jiwa anak cucunya sampai Kiamat. Dan Allah menjadikan di antara kedua mata masing-masing orang kilauan cahaya. Kemudian terjadiah percakapan berikut ini.


Adam: Siapa mereka?

Allah: Mereka adalah anak cucumu.

Lalu Adam melihat seorang laki-laki dari mereka. Dia mengagumi kilauan cahaya yang memancar di antara kedua matanya.

Adam: Ya Rabbi siapa ini?

Allah: Ini adalah laki-laki dari kalangan umat terakhir dari anak cucumu yang bernama Daud.

Adam: Ya Rabbi, berapa Engkau beri dia umur?

Allah: Enam puluh tahun

Adam: Ya Rabbi, ambil empat puluh tahun umurku untuk Daud.

Allah mengabulkan permintaan itu. Namun, di ujung usianya, Adam berkata kepada malaikat pencabut nyawa, bukankah umur dia masih tersisa empat puluh tahun. Malaikat kemudian mengingatkan, bahwa Adam telah memberikan umur sebanyak itu untuk Daud.

Adam masih tetap mengingkari perbuatannya. Ini merupakan penging karan yang diikuti manusia hingga saat ini. Nabi bersabda, Adam mengingkari, maka anak cucunya pun mengingkari. Adam dijadikan lupa, maka anak cucunya dijadikan lupa; dan Adam berbuat salah, maka anak cucunya berbuat salah." Hadis ini diriwayatkan oleh Imam Tirmizi rahimahullah dalam Sunan-nya Kitab Tafsir bab surah Al-A'raf, 4/267.

Adam dikeluarkan dari Surga pun tak lepas dari sifat lupanya atas perin tah Allah SWT. Dan sesung guhnya telah Kami perintahkan kepada Adam dahulu, maka ia lupa (akan perintah itu), dan tidak Kami dapati pa danya kemauan yang kuat. (QS Thaa haa: 115). Kisah tersebut dikisah kan Dosen Fakultas Syariah Universitas Yordania Umar Sulaiman al- Asyqar dalam bukunya Kisah-Kisah Shahih dalam Alquran dan Hadis.

sumber : Dialog Jumat Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement