REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA —Dinasti Mughal (1526-1858 M) berdiri di India seperempat abad setelah berdirinya Dinasti Safawiyah (1501 M) di Iran, sementara Dinasti Turki Usmani sudah dua abad sebelumnya (1300- 1918 M). Mughal adalah yang termuda.
Jauh sebelum kemunculannya, ekspansi Islam ke India sudah dilakukan pada masa Dinasti Umayyah di Suriah. Ketika itu Hajjaj bin Yusuf panglima perang Dinasti Umayyah mengirim pasukan ekspansi ke India di bawah pimpinan Muhammad bin Qasim dan Qutaibah bin Muslim bersama 6.000 tentara.
Mereka telah berhasil menguasai India bagian barat, yaitu (kini Pakistan), Bukhara, Kandahar, Samarkhan, dan Sind. Beberapa pengaruh Islam yang berkembang di Mughal adalah sebagai berikut.
Politik
Sultan Akbar I menerapkan sistem politik toleransi. Semua penduduk atau rakyat India dipandang sama. Mereka tidak boleh dibeda-bedakan karena perbedaan etnis dan agama. Prinsip ini sama dengan yang diterapkan Rasulullah di Madinah.
Tidak lama setelah Sultan Akbar melakukan ekspansi yang sangat luas sebagai yang tersebut di atas, iapun meninggal dunia pada tahun 1605 M, kajayaan yang telah ia capai dapat diteruskan oleh tiga orang Sultan berikutnya.
Kejayaan-kejayaan yang telah dicapai Sultan Akbar I masih dapat dipertahankan tiga Sultan sesudahnya, yaitu Sultan Jahangir (1605-1628 M), Syah Jehan (1628- 1658 M), dan Aurangzeb (1658-1707 M). Karena tiga penerus tersebut sangat berpengaruh.
Ekonomi
Dinasti Mughal dapat melaksanakan kemajuan di bidang ekonomi lewat pertanian pertambangan dan perdagangan. Di sektor pertanian, hubungan komunikasi antara petani dengan pemerintah diatur dengan baik.
Pengaturan itu lewat lahan pertanian. Ada yang disebut dengan Deh yaitu merupakan unit lahan pertanian yang terkecil. Beberapa Deh bergabung dengan Pargana (desa). Komunitas petani dipimpin oleh seorang Mukaddam. Maka melalui para Mukad dam itulah pemrintah berhubungan dengan petani.Pemerintah mematok bahwa negara berhak atas seper tiga dari hasil pertanian di negeri itu.
Hasil pertanian yang terpenting ketika itu adalah biji- bijian, padi, kacang, tebu, sayur-sayuran, rempah-rempah, tembakau, kapas dan bahan-bahan celupan. Hasil pertanian ini, selain untuk kebutuhan dalam negeri,juga dapat di ekspor ke luar negeri, seperti ke Eropa,Afrika, Arabia, Asia Tenggara. Untuk meningkatkan produksi, Sultan Jehangir mengizinkan Inggris (1611 M) dan Belanda (1617 M) mendirikan Pabrik pengolahan hasil pertanian di tanah Surat.
Bidang Seni dan Budaya
Karya seni yang menonjol adalah karya sastra gubahan para penyair istana,baik yang berbahasa Persia maupun India.Penyair India yang terkenal adalah Muhammad Jayazi, seorang sastrawan sufi yang menghasilkan karya besar berjudul Padmayat. Karya itu berisikan kebajikan jiwa manusia. Pada masa Aurangzeb muncul seorang sejarawan bernama Abu Fadl dengan karyanya Aini Akhbariyang membahas sejarah kerajaan Mughal berdasarkan sultan yang berkuasa.
Selama satu setengah abad, India di bawah Dinasti Mughal menjadi salah negara adikuasa. Ia menguasai perekonomian dunia, dengan jaringan barang-barangnya yang mengusai Eropa, Timur Tengah, Asia Tenggara, dan Cina. Selain itu India Mughal juga memiliki pertahanan militer yang tangguh dan kuat.