Senin 01 Jan 2018 23:20 WIB

Muslim Moldova Sewa Tempat untuk Shalat Jumat

Rep: Ratna Ajeng Tedjomukti/ Red: Agung Sasongko
Shalat Jumat
Foto: Prayogi/Republika
Shalat Jumat

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Muslim Moldova tidak memiliki masjid yang tetap untuk shalat berjamaah. Hingga tahun 2002 komunitas Muslim di Chisinau menyewa tiga tempat untuk shalat Jumat.

Tetapi, mereka mengalami pelecehan. Mereka diperiksa identitasnya ketika akan melaksanakan shalat dan merekamnya. Polisi akhirnya menutup dua masjid pada awal 2002 dan pada Juli 2002, mereka menutup masjid ketiga.

Polisi pun memperingatkan Masaev untuk berhenti berusaha mendaftarkan agamanya kepada pemerintah. pemimpin Dewan Spiritual Muslim Moldova Talgat Masaev pun diinterogasi.

Tidak hanya Masaev, banyak umat Muslim lainnya yang diinterogasi oleh Kementerian Dalam Negeri. Satu tahun sebelumnya umat Muslim di Transdniester diinterogasi oleh intelijen KGB.

Pada Juni 2002, Kementerian Kehakiman Moldova mengancam dan melarang adanya LSM Muslim. Mereka menuduh organisasi nonpemerintah ini akan menyebar kan propaganda Islam.

Islamopobia di Moldova sangat kental. Pemerintah dan media Moldova menyebut Islam sebagai kultus Islam.

Kementerian Dalam Negeri saat itu menegaskan, tidak ada komunitas Muslim resmi di Moldova, jikapun mereka tetap ada itu merupakan lembaga tidak resmi. Bahkan, polisi Moldova melaporkan banyak ma hasiswa asing yang mendirikan masjid di rumah mereka.

Intoleransi terhadap Muslim Moldova tidak hanya terbatas pada arena politik, tapi juga bagi media Moldova. Mereka banyak menyerang Muslim dengan berbagai artikel anti-Muslim dan anti-Arab.

Komisi HAM Muslim prihatin dengan kondisi ini. Islamofobia yang dilakukan pemerintah Moldova tidak seharusnya terjadi. Karena, Muslim pribumi Moldova telah hidup lama sejak zaman Ottoman.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement