Sabtu 03 Feb 2018 22:37 WIB

Muslim Moldova tak Berhenti Berjuang Lawan Diskriminasi

Masjid ini kini menjadi sebuah tempat perlindungan bagi umat Islam dari segala usia.

Rep: Hasanul Rizqa/ Red: Agung Sasongko
Moldova
Foto: [ist]
Moldova

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Pria dan wanita berkumpul di dalam sebuah masjid untuk shalat Jumat di pinggiran kota Chisinau, Moldova. Masjid ini bertempat di sebuah bangunan seder hana yang lapang.

Masjid ini kini menjadi sebuah tempat perlindungan bagi umat Islam dari segala usia. Selain untuk shalat, mereka juga menghabiskan waktu di sekitar masjid untuk sekadar bermain pingpong, merayakan ulang tahun dan berdiskusi.

Kebebasan beragama umat Muslim baru didapatkan setelah perjuangan Dewan HAM mendaftarkan Liga Islam Moldova. Dimulai pada tahun 2007, Parlemen Moldova mengeluarkan undang-undang kebebasan berpikir dan berpendapat yang lebih progresif dibandingkan sebelumnya.

Undang-undang tersebut memberikan kebe basan untuk melakukan praktik keagamaan dalam bentuk apa pun, yang memungkinkan siapa pun untuk menciptakan denominasi agama tanpa campur tangan pemerintah.

Saat ini lebih dari 2.600 komunitas religius terdaftar di Moldova. Tahun 2011, Liga Islam Moldova menjadi satu-satunya organisasi keagamaan Muslim yang baru terdaftar dan memiliki anggota 800 orang.

Presiden Liga Islam Sergui Sochirca mengatakan, proses pendaftaran tidaklah mudah dan butuh waktu bertahun-tahun serta mendapat tentangan keras dari gereja orthodoz dan kelompok kristen lainnya.

Tidak hanya Liga Islam Moldova, Liga Islam Wanita Republik Moldova juga dibentuk. Tidak hanya bebas untuk beribadah dan mendirikan masjdi, kini wanita Muslim juga bebas untuk mengenakan jilbab.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement