Jumat 07 Nov 2025 12:37 WIB

Harum Kasturi Pemuda yang Menolak Berzina

Setelah berada di dalam kamar mandi, tubuh Abu Bakar gemetar.

ILUSTRASI Abu Bakar.
Foto: dok wiki
ILUSTRASI Abu Bakar.

REPUBLIKA.CO.ID,Cerita tentang kemuliaan Abu Bakar RA patut dijadikan contoh dan kian langka pada masa dekadensi moral seperti sekarang. Dia rela melumuri seluruh tubuhnya dengan kotoran agar perempuan yang minta ditidurinya kehilangan selera.

Setelah melumuri tubuhnya dengan kotoran yang sangat bau, sepanjang hidupnya, Allah SWT menggantinya dengan memberi wangi pada tubuhnya. Bahkan, wangi seperti minyak kasturi. Sampai pemuda itu meninggal dunia, kuburannya tetap wangi.

Baca Juga

Alkisah, ketika itu, daerah tempat Abu Bakar berdagang panas sekali, teriknya matahari membuat daerah itu sepi seperti tidak berpenghuni. Semua orang sepertinya lebih memilih berada di dalam rumah daripada berada di luar pada saat matahari tepat di ubun-ubun. Tidak ada respons meski dia sudah berkali-kali berteriak menawarkan dagangannya.

"Faraqna-faraqna," teriak Abu Bakar.

Biasanya, cukup satu dua kali menyebutkan jenis kain yang dia jual, orang langsung menyambut keluar. Kebanyakan memang orang tidak membeli. Mereka hanya ingin sekadar mendengar dari dekat suara Abu Bakar yang sangat khas.

Selain memiliki suara yang merdu, Abu Bakar juga memiliki wajah tampan. Sehingga, tidak heran ketika itu banyak wanita yang merespons dagangannya, akan tetapi tidak sedikit juga pria.

photo
Perjalanan hijrah Nabi Muhammad bersama Abu Bakar dari Makkah ke Madinah (ilustrasi). - (google.com)

Rasa lapar dan haus mulai mendera, namun Abu Bakar tetap melanjutkan langkahnya. Dia terus berteriak menawarkan kain faraqna. Kain faraqna ketika itu merupakan salah satu barang mewah yang dijual dengan cara door to door.

Ketika suara merdunya mulai sumbang karena kelelahan, untuk menyuarakan tawaran terakhirnya sebelum memutuskan untuk istirahat di suatu tempat, dia mendengar suara nyaring."Faraqna-faraqna." Terdengar suara itu seperti merespons tawaran Abu Bakar.

Sehari-hari, Abu Bakar memang dikenal dengan nama "Faraqna" oleh orang-orang di tempat dia berjualan. Karena suara itu datangnya dari gang kecil, dia mempercepat langkahnya sambil tergopoh-gopoh menggendong tas berisi kain faraqna. Setelah beberapa langkah, tibalah dia di tempat sumber suara.

"Silakan masuk dan tunggu di dalam," kata pemilik sumber suara tadi.

Abu Bakar sebagai penjual sudah terbiasa merespons semua panggilan, baik yang datangnya dari panggilan laki-laki maupun perempuan. Untuk itu, dia tidak kaget meski ternyata suara yang dia dengar kali ini adalah suara tunggal dari seorang perempuan. 

"Terima kasih," jawabnya.

 

 

sumber : Pusat Data Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement