REPUBLIKA.CO.ID, TRABZON -- Penduduk di Provinsi Trabzon Laut Hitam marah melihat seorang turis Portugis bersandar pada model Masjid Al Aqsa. Sebab, model masjid itu sengaja ditempatkan selama demonstrasi menentang keputusan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel.
Dilansir dari Hurriyet Daily News pada Rabu (27/12), penduduk setempat menuntut turis tersebut menghentikan aksinya bersandar pada model masjid tersebut. Sayangnya, sang turis tak bisa berbahasa Turki. Sehingga, ia tetap berada pada posisinya.
Kondisi itu semakin memancing reaksi penduduk setempat. Tak berselang lama, tim polisi mendatangi lokasi kejadain. Pun rekan turis itu, yakni wanita Belgia dan Jerman juga tiba di lokasi memahami apa yang terjadi pada temannya.
Sebelumnya, protes terjadi di seluruh dunia Arab dan negara dengan penduduk mayoritas Muslim pada 6 Desember ketika Presiden Trump mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel. Pada 21 Desember, mayoritas anggota dalam sidang Majelis Umum PBB mendesak AS menarik pengakuannya atas Yerusalem sebagai ibukota Israel.
Dalam sidang Majelis Umum PBB, sebanyak 128 anggota memilih resolusi Yerusalem, sembilan negara termasuk Guatemala memilih menentang, dan 35 lainnya abstain, 21 negara tidak memberikan suara. Yerusalem adalah kota suci bagi umat Islam, Yahudi, dan Kristen. Di kota tersebut terdapat Masjid Al Aqsa sebagai situs tersuci ketiga di dunia bagi Muslim, setelah kota-kota Makkah dan Madinah.