REPUBLIKA.CO.ID, TEHRAN — Kepala Museum Inggis Hartwig Fischer mengumumkan mengalokasikan dua galeri besar untuk pameran budaya Islam pada 2018. Ia menyampaikan itu dalam sebuah pertemuan dengan Institut Penelitian Warisan Budaya dan Pariwisata (RICHT).
Selama pertemuan, kami menggariskan kegiatan Museum Inggris tentang koleksi Iran yang ada di museum itu, kata Fischer dilansir dari The Islamic Republic News Agency (IRNA), Ahad (24/12).
Ia menjelaskan Museum Inggris fokus menyasar pembentukan hubungan budaya antarnegara, seperti pameran hubungan India-Iran di London. Pun ia beralasan alokasi tempat untuk budaya Islam selaras dengan semboyan Museum Inggris yakni, museum dunia, museum untuk dunia.
Terkait program Museum Inggris, Fischer berencana mengalokasikan dua galeri besar Museum Inggris ke Islam. Langkah tersebut menjadi kali pertama ada sebuah ruang museum yang menyajikan konten agama.
Menyiapkan pameran semacam itu bertujuan untuk menunjukkan keumuman di setiap tempat di mana Islam memiliki kehadiran yang serius, ujar dia. Fischer mengatakan pameran itu juga ingin menunjukkan kesamaan budaya Islam di seluruh dunia.
Direktur RICHT Seyed Mohammad Beheshti mengapresiasi pameran itu di Museum Inggris. Sebab, menurut dia, museum bertugas menunjukkan identitas dan budaya untuk membekali masyarakat menghadapi perbedaan etnis. "Museum sejarah adalah tempat yang menunjukkan asal dan kebangsaan bangsa, kelompok etnis, dan masyarakat," ujar dia.