REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Cirebon, Jawa Barat, mewisuda 20 santri yang mengikuti program At-Taqwa Digitalpreneurship yang bertujuan mencetak pengusaha digital muda ahli agama.
"Dengan diwisudanya 20 santri ini, kami ingin menjadikan mereka seorang wirausaha mainstream, karena sekarang wirausaha muda itu kan selalu bilang susah modal usaha," kata Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Cirebon, Abdul Majid Ikram di Cirebon, Rabu (20/12).
"Kita coba mendorong anak-anak muda yang putus sekolah ini untuk menjadi wirausaha yang familiar dengan digital," lanjutnya.
Majid mengatakan, sebelum dilakukan wisuda, ke 20 santri yang mengikuti program At-Taqwa Digitalpreneurship ini ditempa selama sembilan bulan. Dalam kurun waktu tersebut mereka diajarkan berbagi ilmu seperti mendalami agama dan juga tentang berwirausaha, terutama memanfaatkan teknologi yang sangat maju seperti sekarang ini.
"Selain itu juga mereka ditempa bagaimana biar berdaya mandiri secara ekonomi dan kemudian punya nilai-nilai Islami," tuturnya.
Majid mengatakan, program ini, sudah terbukti bagus dan ketika laporan juga mereka mempunyai omset yang baik juga. "Sudah lihat hasilnya kan, tadi saya panggil dua orang ya alhamdulillah, ada yang omsetnya sudah Rp 8 juta dan saya yakin dari 20 santri ini mungkin omsetnya ada yang lebih banyak lagi," katanya.
Menurutnya, program At-Taqwa Digitalpreneurship merupakan yang pertama kalinya diadakan dan diharapkan kedapan BI bisa menyelenggarakan program yang sama dan menampung lebih banyak lagi anak putus sekolah.
Sementara itu, seorang santri yang mengikuti program At-Taqwa Digitalpreneurship Nurul mengaku, setelah bergabung selama sembilan bulan, dirinya bisa mengenal dunia perdagangan daring dan sudah mempunyai akun facebook yang khusus untuk menjual dagangannya. "Kita jualan gamis dan kerudung di facebook dan juga masuk ke Tokopedia serta Sopee, untuk omset saat ini perbulan sudah Rp 8 juta," katanya.