REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Majelis Ulama Indonesia (MUI) menggelar Rapat Kerja Nasional (Rakernas) ke-3 masa khidmat 2015-2020 di Hotel Sahira, Kota Bogor, Jawa Barat pada 28-30 November 2017. Di dalam Rakernas, MUI telah melakukan pembahasan dan evaluasi terhadap program MUI.
MUI juga mencermati dan merespons berbagai perkembangan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Kemudian MUI mengeluarkan rekomendasi yang berkaitan dengan kehidupan kebangsaan, ekonomi dan hubungan Internasional.
"MUI harus memikul tanggung jawab besar. Tanggung jawab keagamaan, tanggung jawab keumatan, tanggung jawab kebangsaan dan kenegaraan," kata Ketua Umum MUI, KH Ma'ruf Amin saat memberikan pidato penutupan Rakernas ke-3 MUI di Hotel Sahira, Rabu (29/11) malam.
KH Ma'ruf mengatakan, semua tanggung jawab tersebut harus dipikul oleh MUI. Berbagai macam program harus dimunculkan MUI. Oleh karena itu, MUI harus kuat. Artinya harus mampu memikul semua tanggung jawab itu.
Ia juga menyampaikan, MUI telah meluncurkan arus baru ekonomi Indonesia untuk pemberdayaan ekonomi umat. Tujuannya, supaya tidak terjadi kesenjangan ekonomi. Arus baru ekonomi Indonesia juga direspon presiden dengan redistribusi aset, reformasi agraria dan kemitran.
Menurutnya, untuk meredistribusi aset dengan baik. Harus ada koordinasi antara pihak-pihak yang memiliki kekuasaan. Seperti kementerian terkait, gubernur dan bupati/ walikota. Oleh karena itu, MUI mengusulkan adanya tim koordinasi untuk redistribusi aset dan reformasi agraria.
"Ini menjadi penting supaya ada koordinasi, sehingga apa yang diinginkan presiden dan yang diinginkan MUI dalam rangka redistribusi aset bisa terwujud dengan baik," ujarnya.
Di samping itu, KH Ma'ruf menegaskan, MUI sudah memutuskan untuk menguatkan Islam Wasatiyyah. Di dalam rekomendasi yang dikeluarkan MUI setelah Rakernas ke-3, Islam wasatiyyah akan diperkuat.
Advertisement