REPUBLIKA.CO.ID, Zaid bin Tsabit ra adalah seorang sahabat yang terkenal. Pada masanya, ia termasuk salah seorang dari kalangan alim ulama dan mufti. Dikenal dengan sahabat yang diutamakan karena pengafala Alquran, tetapi Zaid ra juga memiliki kemampuan mempelajari bahasa dengan waktu yang singkat.
Dikisahkan dari Buku yang berjudul “Himpunan Fadhilah Amal” karya Maulana Muhammad Zakariyya al-Kandahlawi Rah.a., apabila Nabi SAW akan mengirim surat kepada orang Yahudi, maka orang Yahudi lah yang akan menulisnya. Suatu ketika, Beliua bersakata pada Zaid ra, “Surat-surat yang dikiri dengan tulisan orang Yahudi membuatku tidak tenang. Aku khawatir ia menulis yang bukan-bukan dan mengacaukannya. Sebaiknya kamu mempelajari bahasa Yahudi.”
Maka, Zaid ra belajar bahasa Yahudi, yaitu bahasa Ibrani sampai sempurna selama lima belas hari. Akhirnya, jika Rasulullah SAW akan berkirim surat kepada orang Yahudi, ia akan menulisknnya. Kemudian jika datang surat dari orang Yahudi, ialah yang membacakannya untuk Beliau.
Hadis lain menyebutkan dari Zaid ra bahwa Nabi SAW bersabda, “Kadangkala aku terpaksa menyuruh orang lain menuliskan surat dalam bahasa Suryani.” Lalu Zaid ra disuruh oleh Beliau agar mempelajari bahasa Suryani. Ia dapat menguasai bahasa Suryani dalam masa tujuh belas hari. (Fathul-Bari)
Selain kemampuannya mempelajari bahasa, secara khusus ia sangat menguasai ilmu waris. Ia juga termasuk ulama ahli fatwa Faraid dan Qiraat di Madinah Munawwarah. Ketika Nabi SAW hijrah ke Madinah, ia masih seorang anak berusia 11 tahun.
Ia sangat ingin menyertai pertempuran yang pertama, yaitu perang Badar, namun ketika itu ia belum diizinkan karena masih kecil. Ketika Nabi SAW tiba di Madinah untuk berhijrah, orang-orang berdatangan mengambil berkah dan berkhidmat kepada Beliau. Mereka juga membawa anak-anak mereka ke majelis tersebut untuk keberkahan, termasuk Zaid ra yang masih kecil.
Zaid ra bercerita, “Ketika aku dibawa ke majelis Rasulullah SAW aku diperkenalkan kepada Beliau, ‘Ini anak kabilah Banu Najar. Sebelum engkau ke Madinah, ia sudah menghafal tujuh belas surat dalam Alquran.’ Lalu Nabi SAW mengujinya dengan menyuruh membaca surat-surat Alquran tersebut. Maka, ia memperdengarkan surat Qaaf kepada Nabi SAW dan Beliau menyukai bacaan Zaid.