REPUBLIKA.CO.ID,Betapa sabar dan tabah Ummu Sulaim r.ha ketika anaknya meninggal, bahkan ia bersikap setenang mungkin agar suaminya tidak terlalu terpukul ketika mengetahuinya. Ummu Sulain r.ha berpikir bahwa suaminya sedang berpuasa, jika diberitahu keadaan anaknya, tentu ia akan enggan makan. Bagi sahabat perempuan yang satu ini, ia sadar bahwa anak hanyalah titipan.
Dikisahkan dari buku “Himpunan Fadhilah Amal” karya Maulana Muhammad Zakariyya al-Kandahlawi Rah.a bahwa Ummu Sulaim r.ha adalah ibu kandung Anas ra. ia menjanda setelah suami pertamanya meninggal dunia. Karena Anas masih bayi, ia berpikir tidak akan menikah dulu agar bisa memelihara bayinya. Ia baru menikah lagi dengan Abu Thalhah ra dan memiliki seorang anak bernama Abu Umair.
Jika Rasulullah SAW mengunjungi rumah Abu Thalhah ra beliau sering bercanda dengan Abu Umair ra. pada suatu hari, Abu Umair meninggal dunia. Karena suaminya sedang tidak ada, Ummu Sulaim r.ha segera memandikan dan mengkafaninya sendiri, lalu jenazah anaknya itu diletakkan di atas tempat tidur.
Pada hari itu, Abu Thalhah ra sedang berpuasa. Ummu Sulaim r.ha menyiapkan makanan untuk berbuka suaminya. Kemudian ia berhias dan memakai wangi-wangian. Pada malam harinya, suaminya datang dan menanyakan keadaan anaknya. Ummu Sulain r.ha menjawab bahwa anaknya dalam keadaan tenang dan lebih baik.
Abu Thalhah pun tidak terlalu mempersoalkannya. Pada malam itu, ia berkumpul dengan istrinya. Ketika bangun, Ummu Sulaim berkata, “Aku akan mengatakan sesuatu kepadamu. Seandainya seorang menitipkan sesuatu kepadamu, lalu ia meminta kembali barang titipannya, engkau akan memberikannya atau menahannya?” Jawab suaminya, “Tentu aku akan mengembalikannya. Aku tidak berhak menahan-nya. Pinjaman wajib dikembalikan.”
Mendengar jawaban itu, Ummu Sulaim berkata, “Anakmu sebagai titipan Allah telah diambil oleh-Nya.” Abu Thalhah begitu sedih dan berkata, “Mengapa tidak engkau katakan sejak tadi?” keesokan harinya, Abu Thalhah ra menemui Rasulullah SAW dan menceritakan kejadian tersebut. Rasulullah SAW berdoa, “Allah akan memberkahi hubunganmu dengan istrimu.”
Kemudian Allah menganugerahi Abu Thalhah dan Ummu Sulaim dengan lahirnya Abdullah bin Abi Thalhah. Abdullah memiliki sembilan anak dan semuanya hafizh Alquran.