REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ada tiga kunci dalam mempelajari cara membaca Alquran. Pertama pengenalan huruf, dilanjutkan pengenalan tanda baca, dan terakhir tajwid.
"Ada total 30 huruf hijaiyah dan delapan tanda baca yang harus dikenal oleh para peserta," kata Ustaz Achmad Farid Hasan saat menjadi pemateri dalam pelatihan metode cepat membaca Alquran di kantor Harian Republika, Sabtu (28/1).
Ia mengatakan, jika sudah menguasai huruf dan tanda baca pasti bisa membaca Alquran. "Huruf dalam bahasa latin itu konsonan. Kalau tanda baca itu vokal," kata dia kepada para peserta.
Dari ketiga hal yang harus dipelajari, menurut Farid, huruf memegang peranan hingga 90 persen. Sisanya merupakan pengenalan tanda baca dan tajwid. Karena itu, alokasi waktu untuk pengenalan tanda baca juga lebih banyak, yaitu mencapai 25 menit. Setelah mengenal huruf dengan baik, para peserta diprediksi hanya membutuhkan waktu lima menit untuk mengenal tanda baca.
"Tajwidnya langsung dipraktikkan saat membaca," kata dia.
Memelajari tajwid, kata Farid, sangat mudah seiring denganorang bisa menguasai huruf dan tanda baca. Dalam metode yang ia buat, tajwid diklasifikan dalam lima kelompok, yaitu bacaan panjang, hukum nun mati dan tanwin, qolqolah atau bacaan memantul, makharijul khuruf atau tempat keluarnya bunyi, dan waqaf atau tanda berhenti.
Dari kelima materi tersebut, hukum nun mati dan tanwin yang terkait dengan bacaan samar atau berdengung dan makharajul khuruf membutuhkan waktu paling lama.
Farid menambahkan, penguasaan huruf dan tanda baca merupakan pondasi utama dalam membangun kemampuan membaca Alquran. Karena itu, keduanya harus dikuasai dengan baik sebelum beranjak pada pembelajaran tajwid.
Sayangnya, kata dia, metode umum yang selama ini dipakai sering kali membuat peserta beranjak pada teori tajwid yang begitu rumit, sementara penguasaan huruf dan tanda baca masih belum baik. "Itu menyulitkan individu yang belajar Alquran," kata dia.
Dalam mengenalkan huruf, Ustaz Farid memiliki metode tersendiri. Ada tiga langkah yang ia ajarkan agar peserta dapat menguasai huruf dengan cepat. Pertama, memanggil nama latin.
Ia membuat kode nama latin untuk memudahkan peserta mengingat huruf yang diajarkan, misalnya A untuk alif, B untuk ba, S untuk sin, dan sebagainya. Selama sesi pengenalan huruf para peserta dilarang menggunakan nama lengkap huruf hijaiyah tersebut. kode-kode inilah yang dipakai untuk mengingat.
Langkah kedua, yaitu memberikan ciri khusus pada setiap huruf hijaiyah. Misalnya, a diberi ciri sebagai huruf yang lurus, sin memiliki tiga lengkungan yang ia sebut tiga gigi, ghain direpresentasikan dengan huruf G ditandai dengan Garuda dan sebagainya. Untuk memudahkan dan mempercepat proses mengingat, para peserta tidak dianjurkan untuk menganalisa ciri yang diberikan.
Langkah ketiga, mengelompokkan huruf-huruf hijaiyah dengan namalatin sama. Misalnya, dal, dzal, dzot, dan dzo sama-sama memiliki nama latin D.
Cara ini bisa digunakan pada anak mulai umur enam tahun hingga usia lanjut. Di bawah enam tahun, peserta dianggap belum memiliki emosi yang stabil. "Ini sangat penting, sebab dalam memelajari metode cepat ini, peserta dituntut untuk memiliki konsentrasi dan kesabaran tinggi," kata dia.
Ia menargetkan, butuh waktu sehari, tepatnya sekitar delapan jam, untuk mengenalkan ketiga kunci dalam membaca Alquran. Setelah itu, peserta dapat mengembangan sendiri kemampuan yang telah diajarkan.
Untuk peserta usia lanjut, proses pengenalan bisa lebih lama karena faktor kemampuan mengingat, melihat, dan sebagainya. Karena itu, dalam pertemuan yang mayoritas diikuti peserta usia lanjut ini, ia menambahkan waktu hingga satu jam.