REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Lembaga Amil Zakat Nasional (Laznas) Inisiatif Zakat Indonesia (IZI) baru saja meluncurkan permainan edukasi yang disebut Zakat Game. Permainan ini dibuat untuk mempermudah edukasi dan memberikan pemahaman tentang zakat kepada masyarakat. Para pemainnya akan bermain sambil belajar tentang berbagai jenis zakat.
"Tujuan utama dibuatnya Zakat Game untuk mengedukasi dan memudahkan masyarakat untuk memahami zakat," kata Ketua Dewan Pengawas Syariah IZI Oni Sahroni kepada Republika, Selasa (15/8).
Ia menerangkan, penggunaan Zakat Game hukumnya dibolehkan. Sebab, permainan edukasi ini diciptakan juga sebagai upaya untuk menegakkan ekonomi syariah. Permainan ini juga dibuat sebagai salah satu upaya mempromosikan nilai-nilai ekonomi syariah agar lebih dipahami semua kalangan masyarakat.
IZI menginformasikan, berdasarkan kajian para pakar, potensi dana yang bisa dihasilkan melalui zakat berkisar antara Rp 100 triliun sampai Rp 200 triliun. Hanya saja perlu edukasi secara berlanjut kepada masyarakat untuk menumbuhkan kesadaran dalam berzakat guna memaksimalkan potensi zakat yang ada.
IZI juga menilai, mungkin masih banyak masyarakat yang beranggapan bahwa zakat hanya sebatas ditunaikan ketika menjelang Hari Raya Idul Fitri seperti zakat fitrah. Padahal, banyak jenis zakat yang sebenarnya harus ditunaikan apabila mencapai nisab. Seperti zakat mal, zakat profesi, zakat petemakan dan zakat perniagaan. Kemudian ada zakat tabungan, zakat pertanian, zakat sewa aset dan zakat emas perak.
Direktur Utama IZI, Wildhan Dewayana, menambahkan, karenanya IZI membuat Zakat Game yang mengandung pelajaran tentang berbagai jenis zakat. IZI ingin Zakat Game dapat diakses semua masyarakat dan kalangan seluas mungkin. "IZI juga memprioritaskan Zakat Game agar bisa digunakan para praktisi pengelola zakat. Seperti, Lembaga Amil Zakat (LAZ), Badan Amil Zakat (BAZ) dan lembaga pendidikan," ujarnya.
Selain itu, IZI juga ingin membawa Zakat Game ke sekolah. Sebab, pelajaran zakat dinilai paling terbelakang dibanding pelajaran sholat dan puasa. Kedepannya juga akan ada rencana menjual Zakat Game secara komersial. Akan tetapi, tujuan penjualannya tidak untuk mendapatkan keuntungan, hanya untuk menutupi biaya produksi saja.
"Metode penjualannya dan sebagainya akan kami umumkan kemudian, InsyaAllah masyarakat akan bisa mendapatkan (Zakat Game)," kata dia, menjelaskan.
Zakat Game seperti permainan monopoli yang sering dimainkan anak-anak pada era 1990-an. Perbedaannya, pemain monopoli dianggap menang setelah memiliki kekayaan yang sangat banyak. Sementara, pemain Zakat Game dianggap menang setelah pemain bisa menunaikan semua zakatnya.
Artinya, pemain monopoli berlomba-lomba untuk menjadi kaya raya. Pemain Zakat Game berlomba-lomba untuk menunaikan segala jenis zakat. Zakat Game juga dilengkapi dengan informasi dan pelajaran tentang zakat karena merupakan jenis permainan edukasi.
IZI juga sedang mengembangkan aplikasi Zakat Game untuk smartphone. Hanya saja IZI sedang memperhitungkan, apakah aplikasi Zakat Game akan diluncurkan atau tidak. Sebab, khawatir Zakat Game kehilangan esensi saat dimainkan dari smartphone karena tidak ada interaksi langsung antara para pemainnya.