Selasa 13 Jun 2017 05:19 WIB

William Pickard: Alquran Kebenaran Kekal yang Membuatku Bahagia

Rep: Ratna Ajeng Tejomukti/ Red: Agung Sasongko
Mualaf (ilustrasi).
Foto:
Alquran

Saat itu dia membeli salinan Alquran berbahasa Prancis yang menjadi harta yang paling disayanginya. Dia amat senang bisa mendapatkan salinan Alquran tersebut.

"Di sana, saya  membacanya dengan gembira, seolah secercah kebenaran kekal bersinar dengan penuh berkah," ujarnya. Saat itu, tangan kanannya masih belum dapat digunakan menulis. Dia berlatih menulis Alquran dengan tangan kiri.

Keterikatannya dengan Alquran lebih jauh dibuktikan saat dia mengenang salah satu kisah 1001 Malam. Kisah tersebut bercerita mengenai seorang pemuda yang ditemukan hidup sendirian di kota mati.

Sang pemuda duduk membaca Alquran tanpa menyadari keadaan sekelilingnya. Di Swisslah, dia benar-benar meyakini kebenaran Islam dan menjadi seorang Muslim pada usia 27 tahun.

Pada Desember 1918 setelah penandatanganan gencatan senjata, Pickard kembali ke London. Setelah tiga tahun kemudian pada 1921 dia mendaftar masuk ke Universitas London King's College, jurusan sastra.

Salah satu pelajaran yang dipilihnya adalah bahasa arab. Perkuliahan bahasa arab yang paling berkesan adalah ketika dosennya, Belshah, asal Irak menceritakan mengenai Alquran.

Tertarik Alquran

Dosen tersebut pernah mengatakan, ingin mempercayainya atau tidak, Alquran merupakan kitab yang menarik dan layak dipelajari. Dosen tersebut kaget ketika Pickard menjawab bahwa dia mempercayai Alquran.

Pickard pun diundang oleh dosen yang terkenal dengan irit bicara tersebut ke tempat ibadah Notting Hill Gate. Setelah undangan pertama, dia sering datang dan mengetahui lebih banyak praktik beribadah umat Islam.

Hingga 1922 dia secara terbuka bergabung dengan komunitas Muslim. Sejak bergabung dengan komunitas tersebut, dia telah hidup sebagai seorang Muslim baik secara teori ataupun praktik sejauh kemampuannya.

Setelah mempelajari Islam, dia mengetahui bahwa kekuatan, kebijaksanaan, dan belas kasih Allah tidak terbatas. Pengetahuan-Nya amat luas melebihi cakrawala.

Setelah melakukan perenungan selama hidup, dia meyakini satu-satunya pakaian yang sesuai untuk dikenakan adalah penghambaan dan penyerahan diri kepada Allah SWT. Pickard wafat pada 25 Januari 1973 di usia 83 tahun.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement