Kamis 01 Jun 2017 08:43 WIB

Karina Sering Ikut Shalat Idul Fitri

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Agung Sasongko
Mualaf
Foto:

Pernah juga, ia akan bersyahadat di sebuah masjid. Karina sudah membuat janji dengan ustaz yang akan membimbingnya bersyahadat. Pada saat bersamaan, digelar pula resepsi pernikahan di masjid yang sama.

Pengurus masjid mengatakan jika tepat ba’da Zhuhur Karina tidak sampai di sana, proses bersyahadat terpaksa ditunda. Ia hanya terlambat sedikit dari janji, namun pengurus masjid mendahulukan resepsi pernikahan dan membatalkan proses Karina untuk menjadi mualaf.

“Ujian iman tidak hanya terhenti sampai mendapat hidayah, tapi juga proses menjadi mualaf,” ujar Karina. Ia hanya bisa berdoa meminta kemudahan atas urusannya. Akhirnya, ia bersyahadat di masjid yang bisa ditempuh 10 menit dari rumahnya di Cinere.

Karina hanya perlu menyerahkan foto untuk ditempel di sertifikat tanpa biaya apa pun. Ia punterharu saat ustaz yang membimbingnya bahkan sengaja mengundangnya untuk bersyahadat di depan 50 ibu-ibu majelis taklim yang siang itu akan mengaji.

Dari ibu majelis taklim, ia juga mendapat Alquran pertama. Ia tak menyesali apa yang sudah dilaluinya sebab semua selalu membawa hikmah. Islam memberi pengaruh bersar dan mengubahnya menjadi pribadi yang lebih sabar dan tenang.

Tuhan, kata Karina, begitu hebat membuat manusia bisa melakukan berbagai aktivitas setiap hari. Sebab itu, beribadah sepekan sekali dirasanya kurang. Setelah menjadi Muslim dan shalat lima kali sehari, rasa kurang yang selama ini dirasakannya terpenuhi.

Disarikan dari Pusat Data Republika

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement