Kamis 01 Jun 2017 08:43 WIB

Karina Sering Ikut Shalat Idul Fitri

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Agung Sasongko
Mualaf
Foto:

Meski belum menjadi Muslimah, setiap Ramadhan wanita yang sudah menerbitkan enam cerpen, novel, dan potongan autobiografi ini juga berpuasa dan ikut bangun pagi saat Idul Fitri. Setiap kali itu juga ia merasa ingin melepaskan tekanan di hatinya. Ia tidak sanggup menghadapi papanya.

Ia selalu ingin menangis jika berhadapan dengan papanya dan pada saat yang sama  tebersit keinginan untuk mengungkapkan lagi keinginannya menjadi Muslimah. Wanita 27 tahun ini hanya berdoa kepada Allah, jika Islam merupakan jalan hidupnya, ia meminta diberikan keberanian untuk menyampaikan itu kepada papanya.

Hari kedua Idul Fitri 2007, pada usia 20 tahun, doa Karina terkabul dan keberanian itu muncul. Karina merasa sudah saatnya ia menentukan hidup, termasuk menanggung konsekuensi atas pilihannya menjadi Muslimah. Ia yakin Allah tidak tidur dan mengetahui isi hatinya. “Saya pasrah,” kata staf bagian customer relations sebuah perusahaan swasta di Jakarta itu.

Setelah Karina mengungkapkan keinginannya menjadi Muslim, papanya berprasangka itu akibat pengaruh orang lain. Ia pun membantah. Karina percaya,  keyakinannya terhadap Islam datang dari hatinya dan itu memang jalan yang harus dilaluinya. Jika keyakinannya bukan sesuatu yang kuat, mustahil bertahan selama 11 tahun.  “Saya merasa Muslim memang sudah seharusnya,” kata Karina.

Baginya, agama yang dianutnya dulu tidak memuaskan sehingga rasa kurang yang dirasakan hatinya. Karina bertekad dan meminta kepada Allah SWT untuk bisa menjadi Muslim sebelum wafat.

Sekalipun, pada saat itu Karina memilih tidak bereaksi dengan semua perkataan papanya. Ia tahu, papanya belum rela atas keputusan putrinya. Sejak itu, Karina didiamkan papa dan kakaknya selama enam bulan. Karina berupaya tetap bersikap normal dan menjaga perasaan mereka dengan shalat serta mengaji di dalam kamarnya. Buku-buku Islam yang dipelajarinya juga dibuka saat ia sendiri saja.

Ia bersyukur itu hanya berlangsung enam bulan hingga akhirnya papa dan kakaknya mau kembali bicara kepadanya. Ia meyakinkan keduanya, selain keyakinan, menjadi Muslim akan membuat dirinya seperti Karina yang mereka kenal. Karina juga tetap memakai nama pemberian orang tuanya tanpa ada yang diubah.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement