Jumat 26 May 2017 15:47 WIB

Jamie Fletcher: Saya Ingin Sepenuhnya Tunduk kepada Allah

Mualaf (ilustrasi)
Foto: wikipedia
Rasulullah

Jaime yang saat itu baru berusia 21 tahun pun telah menemukan kemantapan hatinya pada Islam. Tapi, sebelum mantap untuk bersyahadat, ia memilih melakukan wisata religi dengan sekitar 300 Muslim lain ke Florida. Ialah satu-satunya non-Muslim di rombongan itu. Saat itu, ia pun bertemu dengan seorang Muslim dari negara yang sama sepertinya, Kolombia. Dengan Muslim tersebut, Jaime banyak berbincang.

Jaime memiliki alasan mengapa tak langsung bersyahadat. Itu bukan berarti ia masih meragukan Islam atau sekadar main-main dalam mempelajarinya. Jaime hanya merasa tak ingin munafik. Ia ingin saat masuk Islam maka sepenuhnya tunduk kepada Allah, meyakini kitab-Nya, dan meneladani Rasul-Nya, Muhammad. Ia ingin menjalin interaksi dengan Tuhan tanpa orang lain tahu. Dia berpendapat, orang lain tak perlu tahu apa yang ia yakini.

Namun, Jaime kemudian mendapat nasihat agar mengucapkan syahadat sebagai syarat masuknya ia ke Islam. Keimanan dalam hati saja tak cukup dan perlu dilisankan. Ia pun kemudian menyadari, bersyahadat pun merupakan syariat yang diajarkan Rasul. Akhirnya, ia menepis keinginannya untuk berislam dalam diam.

Jaime pun kemudian pergi ke masjid dan bersyahadat disaksikan sekitar 2.000 orang yang kebetulan tengah berada di masjid. Saat itu, Jaime masih berada di Florida. Setelah bersaksi syahadatain, jamaah masjid pun mengerumuninya dan memberikan selamat serta doa.

“Mungkin aku tidak benar-benar mengerti. Tapi, aku memiliki sebuah awal baru. Aku punya perasaan baru,” ujarnya berseri.

Sepulang dari Florida, orang pertama yang ingin Jaime beri kabar tentang keislamannya yakni sang ibunda. Dalam sekejap, sang ibu melihat perubahan sikap Jaime yang teramat sangat. Jaime tak lagi ke klub malam, tak lagi berpergian dengan teman-teman wanita, teman-temannya berubah.

Kegiatan Jaime pun berubah drastis, ia justru rajin belajar ke Islamic Center, termasuk belajar bahasa Arab. Tak hanya itu, Jaime juga bergabung dengan organisasi Muslimin nonprofit yang menggeliatkan dakwah Islam. “Ibu saya bilang, kau terlihat seperti orang yang telah dicuci otak,” ujar Jaime sembari tertawa mengingatnya.

Jaime pun kemudian menjelaskan pada ibunya, ia telah menemukan tujuan hidup, yakni beribadah kepada Allah. Dengan lembut, Jaime pun memberikan penjelasan, sehingga ibunya pun mengerti. Adapun sang ayah, justru mendapat penjelasan lebih karena dia justru tertarik membaca sumber-seumber keislaman. Tapi, keduannya masih belum mendapatkan hidayah untuk memeluk Islam. Justru, pacar Jaime lah yang secara mengejutkan memutuskan untuk bersyahadat, bahkan berjilbab.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement