Kamis 11 May 2017 21:31 WIB

Fritjhof Schuon, Filsuf yang Bersyahadat

Rep: Dia/Berbagai Sumber/ Red: Agung Sasongko
Mualaf (ilustrasi).
Foto:

Pada 1935, untuk kali kedua ia melakukan perjalana ke Afrika Utara. Kali ini tidak hanya Aljazair yang dikunjunginya, tetapi juga Maroko. Pengembaraannya ke wilayah Afrika Utara dilanjutkan dengan mengunjungi Mesir antara tahun 1938 dan 1939. Di sini, ia bertemu Guenon untuk pertama kalinya. Pada saat itulah, terjadi transfer ilmu dari guru kepada muridnya secara langsung.

Dari Mesir, ia meneruskan perjalanannya hingga ke negeri India. Di negeri-negeri yang telah dikunjunginya tersebut, Schuon banyak berjumpa dengan tokoh sufi Islam, Hindu, dan Buddha.

Pada 1939, sesaat setelah kedatangannya di India, Perang Dunia II meletus. Keadaan tersebut memaksanya untuk kembali ke Prancis dan mengabdikan diri dalam angkatan bersenjata Prancis. Keikutsertaannya dalam pasukan Prancis membuat dirinya menjadi tahanan perang Jerman. Ia pun mencari suaka ke Swiss.

Oleh pemerintah Swiss ia diberikan status kewarganegaraan Swiss dengan syarat ia harus menetap di sana selama 40 tahun. Pada 1949, ia menikahi seorang perempuan Swiss keturunan Jerman. Sang istri, selain memiliki ketertarikan yang sama dalam bidang agama dan metafisika, juga dikenal sebagai seorang pelukis yang berbakat.

Bersama sang istri, Schuon melakukan perjalanan spiritual ke berbagai belahan dunia sampai ke Amerika Serikat (AS). Dari beberapa kunjungannya ke Amerika, mereka meneliti kehidupan suku India Crow. Pasangan suami istri ini pun sempat menjalani ajaran tentang ritual ibadah dan falsafah hidup suku India Crow.

Akan tetapi, dari sekian banyak ajaran filsafat yang dipelajarinya, ia tertarik dengan filsafat Islam. Hal ini pula yang pada akhirnya mendorong dirinya untuk berpindah keyakinan dan memeluk Islam.

Namun, tidak banyak data mengenai kebenaran tersebut dan yang menyebutkan kapan persisnya ia masuk Islam. Tetapi, disebutkan bahwa setelah menjadi seorang Muslim, ia mengganti namanya dengan Isa Nuruddin Ahmad al-Syazhili al-Darquwi al-Alawi al-Maryami.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement