REPUBLIKA.CO.ID, TRENGGALEK -- Pemerintah Kabupaten Trenggalek punya cari unik dan inovatif menangani kemiskinan yaitu dengan sedekah informasi dalam layanan rujukan terpadu penanggulangan kemiskinan Gerakan Tengok Bawah Masalah Kemiskinan (GERTAK).
"Ini adalah sesuatu yang baru dan inovatif," kata Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa usai meresmikan GERTAK di Trenggalek, Selasa (18/4).
Jadi, kata dia, kalau tidak punya uang untuk membantu orang miskin, minimal bisa membantu menyampaikan informasi apabila di suatu tempat menemukan ada orang terlantar, ada orang kurang gizi, atau sakit dan memerlukan layanan kesehatan. "Lapornya cukup dengan menggunakan aplikasi yang disiapkan. Ini konsep yang sangat bagus," katanya.
Mensos menjelaskan, dalam Program GERTAK, Pemkab Trenggalek mengajak seluruh pemegang kebijakan "melihat ke bawah", mengetahui dan merasakan kondisi masyarakat yang hidup di bawah garis kemiskinan kemudian bersama-sama mencarikan solusi masalah sosial masyarakat khususnya kemiskinan.
"Ini bagian dari kegotongroyongan yang terbangun dari seluruh elemen baik sektor swasta, BUMD, relawan, filantropi, dan bahkan seluruh masyatakat Trenggalek yang ternyata melahirkan kekuatan luar biasa," katanya.
Mensos mengingatkan pada prinsipnya sebuah program pemerintah akan sukses apabila ada partnership antara pemda dan pemerintah pusat. "Ketika terbangun partnership, ada inovasi, kreasi dan berbagai kearifan lokal maka multiplier effect dari sebuah program akan tercapai," kata Mensos usai meresmikan Posko GERTAK di Jalan Sunan Kalijaga Nomor 11 Trenggalek.
Mensos mengungkapkan program GERTAK sejalan dengan program Kementerian Sosial di bidang Penanganan Fakir Miskin, Perlindungan dan Jaminan Sosial, serta Pemberdayaan Sosial.
Di bidang perlindungan dan jaminan sosial terdapat Program Keluarga Harapan (PKH), di bidang penanganan fakir miskin ada program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) yang juga dapat disinergikan dengan program pengentasan kemiskinan di daerah.
Kerja sama dan upaya saling melengkapi inilah yang terus didorong pemerintah pusat agar manfaat program betul-betul dapat dirasakan oleh masyarakat yang membutuhkan.
Program ini pun menuai hasil. Bahkan kata Mensos, melalui Badan Amil Zakat Pemda Trenggalek berhasil meningkatkan penghimpunan zakat. Pada tahun-tahun sebelumnya, tiap bulan hanya terkumpul Rp200 juta. Namun kini sukses menghimpun Rp400 juta dari pegawai pemkab ditambah dana CSR dari berbagai lembaga dan perusahaan swasta. Mensos optmisi proses penanganan PMKS akan cepat tertangani.
Sementara itu selain meresmikan Program dan Posko GERTAK, di Trenggalek Mensos juga menyapa para ibu di Desa Sumberingin Kecamatan Karangan yang akan mencairkan uang Bantuan Sosial PKH non tunai di e-Warong Kelompok Usaha Bersama Program Keluarga Harapan (KUBE PKH).
Bantuan sosial untuk Kabupaten Trenggalek pada 2017 secara keseluruhan adalah Rp114 miliar. Bantuan tersebut terdiri dari bansos PKH untuk 9.120 keluarga dengan nilai bantuan Rp17 miliar.
Bansos PKH Non Tunai untuk 8.791 keluarga senilai Rp16 miliar. Bantuan Beras Sejahtera (Rastra) untuk 58.554 keluarga dengan nilai bantuan sebesar Rp80 miliar. Serta bansos untuk Lanjut Usia (Lansia) untuk 50 jiwa dengan nilai bantuan Rp100 juta.