Senin 03 Apr 2017 06:53 WIB

LSM Desak Pemerintah Selangor tak Hancurkan Sekolah Rohingya

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Dwi Murdaningsih
Anak-anak pengungsi Rohingya mengikuti pelajaran di sekolah kamp pengungsi Kutupalang di Cox Bazar, Bangladesh.
Foto: Reuters
Anak-anak pengungsi Rohingya mengikuti pelajaran di sekolah kamp pengungsi Kutupalang di Cox Bazar, Bangladesh.

REPUBLIKA.CO.ID, SERDANG -- Pemerintah Selangor diminta menghentikan rencana menghancurkan sekolah untuk Rohingya. Itu merupakan desakan organisasi LSM Malaysia, Serantau Muslim.

Ketua Serantau Muslim, Raja Ahmad Iskandar Raja Yacoob, menerangkan administrator sekolah telah mendapat dua surat pemberitahuan dari otoritas negara untuk pindah. Bahkan, guru dan siswa cuma diberi waktu 14 hari sejak penerbitan, demi membuat jalan mitigasi banjir.

"Sekolah itu tidak diberi pilihan atau alternatif oleh pemerintah negara bagian untuk pindah ke lokasi lain, ke mana mereka akan pergi," kata Yacoob seperti dilansir New Straits Times, Ahad (2/4).

Pemimpin Pejuang Rohingya Tantang Aung San Suu Kyi

Ia menerangkan, pemberitahuan meminta sekolah untuk pindah dari daerah Selangor, atau otoritas setempat tidak akan ragu untuk menghancurkan bangunan. Untuk itu, Serantau Muslim akan mengajukan banding kepada pemerintah Selangor untuk tidak menghancurkan sekolah.

Sekolah yang dibangun di tanah pemerintah di Sri Sedang sejak 2013 itu, memiliki total 37 murid Rohingya. Sejumlah murid juga merupakan anak-anak yatim yang memang mencari perlindungan di Malaysia, tepatnya di satu-satunya lembaga pendidikan bagi mereka.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement