Ahad 12 Mar 2017 16:09 WIB

Adam Peletak Peradaban di Bumi

Atmosfer bumi (ilustrasi).
Foto: bloggyenarie.blogspot.com
Atmosfer bumi (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Teka-teki siapakah bapak manusia, tetap saja menjadi perbincangan hangat. Dalam Alquran, jawaban atas kegamangan tersebut tidak disebutkan secara tegas. Dalam surah Ali Imrah ayat 59, misalnya: “Dia menciptakannya dari tanah, kemudian Dia berkata kepadanya, 'Jadilah!', maka jadilah sesuatu itu.”

Selanjutnya, Abu al-Fida Ibnu Katsir, dalam Qashash al-Anbiya', mengatakan, setelah menciptakan Adam, Allah SWT menciptakan Hawa, jenis manusia lain berkelamin perempuan sebagai teman Adam. Keduanya diciptakan sebagai pasangan selama di surga hingga lalu turun ke bumi. (QS al-Baqarah [2: 35-36]).

Adam dan Hawa pun diusir dari surga dan diturunkan ke bumi akibat melanggar larangan memakan Khuldi. Hukuman ini pun bertambah berat karena ternyata Adam dan Hawa diturunkan di bumi dalam tempat yang terpisah.

Adam pertama kali menjejakkan kakinya di muka bumi di sebuah gunung yang kini disebut dengan Puncak Adam atau al-Rohun yang kini terdapat berada di wilayah Sri Lanka atau India. Sedangkan, Hawa menjejakkan kakinya di bumi Arab.

Allah pun memerintahkan Adam untuk pergi ke Tanah Arab, seperti disebutkan Kitab Ara'is al-Majlis karya at-Tsa'alabi dari hadis Ibnu Jarir yang menyebutkan dari Ibnu Abbas, bahwa Allah SWT berfirman:

“Wahai Adam, Aku memiliki Tanah Haram (terhormat) yang berhadapan dengan singgasana-Ku (Arsy). Pergilah ke sana dana bangunlah sebuah rumah untuk-Ku di sana. Lalu berthawaflah kamu di rumah tersebut, sebagaimana halnya para malaikat. Di sanalah Aku memperkenankan doamu.”

Dengan bimbingan malaikat, Adam pun memulai perjalannya dari al- Rohun menuju ke Makkah. Malaikat tersebut juga membimbingnya untuk melakukan manasik. Di jalur perjalanan tersebut, disebutkan akan menjadi peradaban manusia yang besar nantinya.

Imam at-Thabari meriwayatkan, dari India Adam berangkat menuju Makkah, lalu ia mencari Hawa. Keduanya mendekat di Muzdalifah (mendekat), lalu mengetahui dan saling mengenali di Arafah, untuk berkumpul di Jama'i.

Tempat bertemunya Adam dan Hawa setelah terpisah puluhan tahun ini dikenal sebagai Jabal Rahmah, yang berarti bukit atau gunung kasih sayang. Adam kemudian mengajak Hawa kembali ke daerah India untuk hidup dan berketurunan di sana.

Keluarga Nabi Adam dan Hawa melahirkan 20 pasang kembar putra-putri dan terus meregenerasi keturunan dan kemudian berpindah dan menyebar. Atas bimbingan malaikat lagi, Adam kemudian belajar bercocok tanam dan hasilnya bisa dimakan. Adam dan Hawa juga belajar untuk membuat pakaian dari kulit domba yang ditenun.

Pandangan dari kitab suci agama yang lain juga mengisahkan cerita yang serupa. Bahkan, bukti-bukti otentik dari para ilmuwan pun sepakat dengan pemikiran ini. Artikel terbaru dari Dailymail menyatakan bahwa sang manusia pertama di bumi, yaitu Adam, telah menjejakkan kakinya sejak 209 ribu tahun yang lalu. “Ini 9.000 tahun lebih awal dari perkiraan ilmuwan sebelumnya,” ujar peneliti Inggris dari Universitas Sheffield, Dr Eran Elhaik.

Bukti-bukti arkeologis menurutnya telah meruncingkan kesimpulan bahwa Adam dan Hawa hidup dalam waktu yang tempo yang sama di daratan Afrika. Artikel lain yang didapatkan dari Nature World News menyatakan bahwa berdasarkan penelitian genetika, diketahui Kromosom Y (laki-laki) dari Adam atau yang disebut Y-MRCA menyebutkan telah ada manusia modern di bumi ini sejak 237 ribu hingga 581 ribu tahun yang lalu.

Hasil penelitian ini didasarkan pada penemuan fosil manusia yang ditemukan di Sungai Omo, di Ethiopia, Afrika, dan penelitian pada Mitochondrial Eve yang berusia sekitar 200 ribu tahun yang lalu.

Berdasarkan penghitungan masa geologi, pada masa 237 ribu hingga 581 ribu tahun yang lalu tersebut, masuk dalam Era Middle Pleistocene. Rentang waktu zaman ini ditetapkan sejak 126 ribu hingga 781 ribu tahun yang lalu. Masa inilah merupakan masa manusia pertama ada menjejak bumi, yaitu Adam.

Secara fisik, ukuran manusia pertama ini jauh lebih besar dari manusia sekarang. Ini sesuai dengan hadis dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah menciptakan Adam dengan tinggi enam puluh hasta. Tinggi manusia akan terus berkurang hingga nantinya.”

Sebelumnya, penelitian serupa juga telah dilakukan oleh para ilmuwan dari University of Arizona. Hasil penelitian mereka mengungkapkan bahwa usia Adam jauh lebih tua daripada Hawa.

Ini berdasarkan temuan kromosom laki-laki (Y) yang dimiliki Adam telah ada lebih dari 338 ribu tahun yang lalu. Masa ini jauh lebih dahulu dari awal teori evolusi manusia yang dicetuskan Darwin

Sumber: Disarikan dari Pusat Data Republika

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement