Selasa 28 Feb 2017 03:06 WIB

Zachary West: Islam, Agama yang Selama ini Saya Rindukan

Rep: Hasanul Rizqa/ Red: Agung Sasongko
Mualaf (ilustrasi)
Foto:
Dua Kalimat Syahadat (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hingga pada suatu hari (West tidak menyebutkan tanggalnya--Red), West membuka kembali Injil dan membaca terjemahan Alquran secara bersebelahan. Kesadaran tumbuh dalam dirinya.

Ia menilai, keyakinannya terhadap Islam justru kian menguatkan rasa percayanya kepada Tuhan, sebagaimana yang didapatnya dari Injil.

"Ini (Islam) semata-mata memperkuat segala yang tercantum dalam Injil, sehingga membuatku kian menjadi seorang beriman yang kuat, sebagaimana mula. Islam semakin menguatkan rasa itu,"kata dia.

Maka itu, ia mengucapkan dua kalimat syahadat di hadapan sebuah majelis masjid di kota dekat tempat tinggalnya. Sejak saat itu, West resmi menjadi seorang Muslim. Namun, ia menegaskan, tak ada perubahan pada dirinya kecuali menjadi insan yang lebih baik.

"Saya tak mau berubah, dan saya tidak berubah menjadi orang yang berperilaku jahat. Namun, memang inilah agama yang selama ini saya rindukan untuk diimani. Ini memperkuat saya,"tuturnya.

Islam baginya seakan-akan membuka tabir hubungan antara manusia dan Pencipta. Ia secara implisit mengakui, dengan masuk Islamnya, kedua orang tua West cukup terkejut.

Hal ini yang membuatnya sempat bersedih, tetapi hal itu tak mengubah pendiriannya. Dengan terus berinteraksi secara wajar dan santun kepada keduanya, West merasa tak ada yang perlu dipersoalkan.

"Saya katakan, kumohon, mohon sekali, sampaikan ini (kabar keislaman) kepada orang tuaku, ujarnya.

Dari pengalamanku ini, Islam adalah getaran. Islam membuat alasan keberadaan dirimu dan tujuan hidupmu jelas, benar-benar lega dan mudah. Islam memudahkan diri kita dan menghendaki kemudahan bagi semua.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement