REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Untuk menuntaskan rasa ingin tahu, West yang masih usia SMA itu pun membeli buku terjemahan Alquran berbahasa Inggris. Kitab suci Alquran memang cukup mudah diperoleh di toko-toko buku.
Ia meyakini, untuk memahami sebuah agama, orang harus terlebih dahulu menelisik apa saja ajaran tertulis yang diimani mereka. Inilah dasar dari sikap agama. Bukan berasal dari propaganda-propaganda media.
Bagi West, membuka Alquran, meskipun hanya terjemahannya, merupakan pengalaman unik. Selama ini, ia hanya membuka kitabnya sebagai pemeluk agama Nasrani.
Ia belum menyadari keterkaitan antara kitab-kitab suci dalam Islam dan agama yang dipeluknya itu. West mengira, antara Alquran dan Injil masing-masing terpisah dalam eksklusivitas. Ternyata, di dalam Alquran disinggung pula kitab-kitab terdahulu.
Ini disadari West ketika, secara kebetulan, ia membuka terjemahan Alquran itu dan sampai pada surah al-An'am ayat ke-92. Ia begitu terkesima dengan kata-kata yang tercantum di sana:
Dan ini (Alquran), Kitab yang telah Kami turunkan dengan penuh berkah; membenarkan kitab-kitab yang (diturunkan) sebelumnya dan agar engkau memberi peringatan kepada (penduduk) Ummul Qura (Makkah).
Ini terjadi menjelang 2010. Butuh waktu yang cukup lama bagi West meneguhkan hatinya kepada Islam.