REPUBLIKA.CO.ID, OTTAWA-- Mahasiswa universitas Lakehead Orillia mengunjungi Masjid Barrie, Kanada, untuk melakukan praktik antropolgi di lapangan. Dalam kunjungannya, mahasiswa belajar tentang Islam dan berfokus kepada keanekaragaman budaya di Kanada.
Mahasiswa mewawancarai imam masjid untuk memperoleh informasi tentang Islam. Namun, mahasiswa tidak bertemu dengan pengungsi yang berada di sana. Para pengungsi merasa tidak nyaman, atau tertekan jika dilakukan wawancara. Ini dikarenakan pemberitaan tentang pengungsi Suriah menjadi sorotan di media. Ditambah lagi, pada hari yang sama terjadi peristiwa penembakan di masjid Kota Quebec dan menewaskan enam orang.
Profesor antropologi, geografi dan lingkungan Universitas Lakehead, Martha Dowsley, menjelaskan, kunjungan ini sebagai bentuk pendekatan dan pembelajaran multikulturalisme di Kanada. "Kita semua adalah warga negara Kanada. Harus ada usaha lebih yang dilakukan untuk memahami kalimat tersebut. Antara kita dan pengungsi harus bisa hidup bersama, dan saling mendukung satu sama lain," ujar Martha Dowsley seperti dilansir simcoe.com (1/2).
Menurut dia, warga Kanada merasa tidak terancam dengan keberadaan pengungsi maupun imigran. Ini karena warga negara Kanada terdiri dari berbagai macam latar belakang. Sehingga mereka sudah terbiasa hidup berdampingan.
Adapun terkait peristiwa penembakan di Masjid Quebec, Dowsley tidak ingin berspekulasi lebih jauh terkait motif pelaku. Namun, harus diakui, masuknya imigran ke negara-negara Barat, dan di Eropa khususnya, menjadi sumber ketegangan di beberapa negara.