REPUBLIKA.CO.ID, RAKHINE -- Laznas LMI bersama Indonesian Aid For Myanmar sedang melaksanakan aksi kemanusiaan di Myanmar. Laznas LMI yang diwakili Muhammad Yusuf--Delegasi Kemanusiaan Laznas LMI, telah berkunjung ke SD negeri di Desa Lamace, 5 kilometer dari pusat kota Sittwe. Di desa itu ada 350 siswa Muslim rohingya dan 14 relawan guru.
Laznas LMI yang tergabung dalam Aliansi Lembaga Kemanusiaan Indonesia (ALKI) berkomitmen dalam program insentif untuk guru dan juga fasilitas pendidikan untuk murid-murid di sana.
"Dua kilometer sebelum lokasi sekolah kita melewati gerbang check point yg di jaga militer, gerbang inilah pintu masuk kawasan isolasi muslim rohingya, dimana muslim rohingya dilarang untuk keluar pintu gerbang, pelanggaran atas aturan ini konsekuensinya masuk penjara," tutur Muhammad Yusuf.
Pascakerusuhan di pusat kota Sittwe (ibukota Rakhine state) tahun 2012, pemerintah negara bagian memberlakukan aturan isolasi dimana seluruh muslim rohingya tidak boleh masuk atau tinggal di kota, mereka dipaksa pindah ke desa asalnya atau ke desa sekitar kota.
Laznas LMI juga distribusi perlengkapan sekolah di Desa Thet Kay Pyin Ywar Ma, Sittwe, kurang lebih 7 km dari Kota Sittwe. Penduduk desa ini merupakan muslim mayoritas bersuku Kaman. Daerah ini bernasib sama dengan Desa Lamace, penduduknya dilarang masuk kota karena agama muslim yang mereka anut.
Situasi desa saat ini kumuh dan kurang mampu, banyak penduduknya yang bekerja ke Malaysia sebagai tenaga kerja yang tidak punya keahlian. Semoga generasi penerus ini dapat menjadi pilar agama dan umat untuk lebih baik.