Rabu 18 Jan 2017 17:45 WIB
Belajar Kitab

Al-Badr Ath-Thali, Sisi Humanis dari Autobiografi

Rep: Nashih Nasrullah/ Red: Agung Sasongko
Kitab Kuning
Foto:

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Di antara keistimewaan kitab tokoh yang memiliki lebih dari 240 karya berbentuk manuskrip itu, yaitu unsur sastrawi yang begitu kental. Kitab ini tak sekadar memaparkan biografi tokoh sebagaimana kitab-kitab biografi yang pernah ditulis oleh, misalnya, Ibnu Khalikan dan Ibn al-Atsir.

Ia lebih menekankan pada deskrispsi biografinya dengan gaya sastrawi. Satu lagi yang unik dari karya tokoh yang wafat di Sanaa 1250 Hijriyah ini, asy-Syaukani banyak mencantumkan keterangan dan informasi yang menyentuh human interest, sebagiannya bahkan bisa dibilang adalah fakta yang cukup langka.

Tanpa menghilangkan kelaziman dalam kajian sejarah atau biografi. Asy-Syaukani juga memperhatikan identitas nama, tempat dan tanggal lahir, serta perkara lain yang merupakan kohesi tak terpisahkan dalam kajian autobiografi.

Asy-Syaukani, memulakan karyanya tersebut dengan mendahulukan tokoh-tokoh yang berasal dari Yaman. Tepat sesuai dengan urutan huruf hijaiyah, ia menulis biografi Ibrahim bin Ahmad bin Ali bin Ahmad al-Kainaí. Ibrahim adalah tokoh terkemuka yang berasal dari desa terpencil di Yaman. Ia keluarganya pernah tinggal di Desa Ma'bar.

Di kalangan pengkaji sejarah, Ibrahim dikenal sebagai ahli ibadah dan seorang yang bergelut dengan pola hidup zuhud. Keluarganya adalah pencinta ilmu. Testimoni dan kesan positif banyak diungkap para cendekiawan yang hidup semasa dengannya. Sayid al-Hadi bin Ibrahim al-Wazir dan Sayid Yahya bn al-Mahdi adalah dua tokoh yang mengkaji secara mendalam dan luas biografi Ibrahim dalam karya mereka.

Wajahnya sungguh tampan dan berbudi pekerti luhur. Ia berhias dengan cahaya iman dan perangai orang-orang saleh, demikian tulis asy-Syaukani tentang sosok Ibrahim.

Tak heran bila ia kerap menjadi tumpuan perhatian warga. Sering kali mereka berebut mencium tangannya bila didapati sedang berada di keramaian, berharap keberkahan dengan melihat ketampanan wajahnya. Sekalipun Ibrahim sangat tak nyaman dan tidak menyukai perlakuan tersebut. Ia marah bila dipuji, tapi sangat senang jika mendapatkan nasihat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement