Senin 16 Jan 2017 07:46 WIB

Irak Deklarasi Negeri Para Qari

Dubes RI di Baghdad Bambang Antarikso dan Kepala Lajnah Pentashihan Mushaf Alquran Kementerian Agama Dr  Muchlis M Hanafi MA hadir pada acara deklarasi pembentukan Dewan Ulama Senior Alquran Irak di Baghdad, Ahad (15/1/2017).
Foto: Dok Mukhlis Hanafi
Dubes RI di Baghdad Bambang Antarikso dan Kepala Lajnah Pentashihan Mushaf Alquran Kementerian Agama Dr Muchlis M Hanafi MA hadir pada acara deklarasi pembentukan Dewan Ulama Senior Alquran Irak di Baghdad, Ahad (15/1/2017).

REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD -- Irak bukan hanya negeri 1001 malam, tetapi juga negeri para qari (ulama Alquran). Bertempat di komplek Ummul Qura Baghdad, Ahad 15 Januari 2017, Kantor Wakaf Muslim Sunni Irak mendeklarasikan pembentukan Masyiyakhat Al-Maqari Al-Iraqiyyah, sebuah wadah ulama senior ahli Alquran yang memiliki otoritas kealquranan di seantero Irak.

Anggotanya terdiri dari tujuh orang ulama yang dipilih melalui seleksi yang sangat ketat, baik dari segi keilmuan maupun kepribadian. Terpilih sebagai ketua Syeikh Mauwaffaq Abdul Hadi Rawi.

Perhelatan yang dihadiri ulama Alquran dari berbagai negara, termasuk Indonesia, mengambil tema: Irak negeri para qari/ulama Alquran dan tempat lahir peradaban.

Muchlis M Hanafi, kepala Lajnah Pentashihan Mushaf Alquran Kemenag yang mewakili Indonesia, menyatakan Irak layak mendeklarasikan sebagai negeri para qari/ulama Alquran. “Di masa lalu Irak pernah memberikan kontribusi besar bagi kemajuan peradaban Islam. Bahkan jauh sebelum itu, Babilonia dikenal sebagai peradaban yang sangat maju pada masanya,” kata Mukhlis  M Hanafi mengabarkan kepada Republika.co.id langsung dari Baghdad, Irak, Senin (16/1/2017).

Menurut Muchlis, ulama Irak telah berjasa dalam memelihara dan mengembangkan ilmu Alquran. Ilmu nahwu (gramatikal Arab) yang sangat penting untuk memahami Alquran dirumuskan dan dikembangkan oleh ulama Basrah dan Kufah di Irak.

Dalam studi Alquran, dikenal varian bacaan Qiraat mutawatir (bersambung kepada Nabi), yang diseleksi oleh tujuh ulama Alquran (Qiraat sab'ah). Selain itu ada tiga lagi bacaan yang masyhur (bisa diterima), dan empat bacaan yang syadz (menyimpang). “Keseluruhannya disebut Qiraat arba'ata asyar (14 varian bacaan),” tutur Mukhlis.

Mukhlis menyebutkan, empat dari tujuh ulama Qiraat sab'ah berasal dari Irak, yaitu Abu Amr, Ashim, Hamzah dan Kisa'i. Dua ulama Qiraat Asyrah, yaitu Ya'qub dan Khalaf, serta tiga ulama Qiraat yadzah, yaitu Yahya al-Yazidi, Abul Hasan AL-Basri dan Al-A'masy, juga berasal dari Irak. “Jadi, sembilan dari empat belas ulama qiraat berasal dari Irak,” tegas Muchlis.

 

Mukhlis menuturkan, bacaan Alquran yang populer di Indonesia adalah bacaan Imam Ashim asal Irak yang diriwayatkan oleh Imam Hafsh Ibn Abi Al-Najud.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement