Senin 19 Dec 2016 03:21 WIB

Tafsir At Tanwir Diharapkan Bangun Etos Umat

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Hazliansyah
Umat islam menunjukkan tafsir Alquran at-Tanwir saat peluncuran tafsir Alquran at-Tanwir di Kantor Muhammadiyah, Jakarta, Selasa (13/12).
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Umat islam menunjukkan tafsir Alquran at-Tanwir saat peluncuran tafsir Alquran at-Tanwir di Kantor Muhammadiyah, Jakarta, Selasa (13/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tafsir At Tanwir yang diluncurkan PP Muhammadiyah diharapkan bisa membangun etos ilmu pengetahuan, etos ekonomi dan kerja, serta etos sosial umat. Tafsir ini sendiri diharapkan bisa menjawab persoalan umat yang makin kompleks.

Ketua Majlis Tarjih dan Tajdid Muhammadiyah, Syamsul Anwar, menjelaskan Tafsir At Tanwir mencoba membangun tiga etos yakni etos keilmuan, etos ekonomi dan kerja, serta etos sosial. Etos keilmuan tidak bisa dihindarkan karena dulu Islam bangkit dengan kekuatan ilmu pengetahuan. Sehingga uraian Tafsir At Tanwir pun diupayakan bersifat keilmuan.

"Misalnya pada ayat yang menyebut tentang benda-benda langit. Pada penjelasannya bisa ditambahkan mengenai pengukuran usia galaksi," kata Syamsul di Pusat Dakwah Muhammadiyah, Menteng, pekan ini.

Ke dua, etos ekonomi dan etos kerja. Syamsul mengatakan, Indonesia tak bisa maju jika ekonomi umat tidak maju. Penjelasan-penjelasan dalam Tafsir At Tanwir diharapkan bisa mendorong kemajuan ekonomi Muhammadiyah dan umat.

Banyak istilah dalam Islam yang berasal dari turunan istilah ekonomi. Misalnya kata ajrun yang artinya upah. Saat dijadikan konsep teologi, ajrun berarti pahala. Jadi hubungan ekonomi dan agama memang demikian erat.

"Juga pada ayat, mereka adalah orang-orang yang membeli kesesatan dengan uang berupa petunjuk. Perdagangan itu tidak membawa untung. Ada terminasi ekonomi di sana," kata Syamsul.

Hal lain juga yang ingin dicapai dari hadirnya Tafsir At Tanwir adalah etos sosial, bagaimana keseimbangan dunia dan akhirat. Karena dalam teologi sufi, negara adalah bayang-bayang yang tidak perlu dikejar.

Tafsir ini ingin membawa umat pada keseimbangan. Dunia anugerah Allah SWT, tidak boleh ditinggalkan dan harus diurus. Karena keberhasilan dunia jadi modal keberhasilan akhirat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement