Jumat 18 Nov 2016 16:08 WIB

Islam Memandang Praktik Nepotisme dalam Kekuasaan

Rep: A Syalaby Ichsan/ Red: Agung Sasongko
Fatwa (ilustrasi).
Foto:

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rasulullah SAW pernah dituduh berlaku nepotisme. Dalam HR Bukhari, dikisahkan bahwa ada beberapa pemuda dari kalangan Anshar yang menyindir Rasulullah SAW. Saat itu, Nabi sedang memberikan bagian kepada orang Quraisy berupa 100 unta sebagai bagian dari ghanimah (harta rampasan perang) usai melawan suku Hawazin.

Orang Anshar itu mengatakan, "Semoga Allah SWT mengampuni Rasulullah SAW karena beliau memberikan bagian kepada orang Quraisy dan meninggalkan kita. Padahal, pedang-pedang kitalah yang menumpahkan darah-darah mereka." Mendengar perkataan tersebut, sahabat Anas bin Malik lantas mengadu kepada Rasulullah SAW. Nabi pun mengutus seseorang kepada kaum Anshar untuk mengadakan satu pertemuan di kemah yang sudah dijaga sehingga tak ada orang lain mendengar pertemuan itu.

Di sana, Rasulullah SAW bersabda: "Sungguh aku memberi bagian kepada orang-orang yang masa hidup mereka masih dekat dengan kekafiran. Apakah kalian ridha orang-orang itu pulang dengan membawa harta, sebaliknya kalian kembali ke tempat tinggal kalian dengan membawa Rasulullah SAW. Demi Allah, sungguh apa yang kalian bawa pulang lebih baik dari apa yang mereka bawa."

Kaum Anshar berkata: "Kami ridha wahai Rasulullah." Kemudian Nabi bersabda lagi: "Sungguh sepeninggalku nanti kalian akan melihat banyak perkara yang sangat berat. Untuk itu, bersabarlah hingga kalian berjumpa dengan Allah dan Rasul SAW di telaga al-Haudl."

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement