Kamis 20 Oct 2016 16:17 WIB

Gema Kirab Santri di Kota Seribu Pesantren

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Agus Yulianto
Warga menyaksikan kirab santri guna menyambut Hari Santri Nasional ke-2 di Tasikmalaya, Jawa Barat, Kamis (20/10).
Foto: Antara/Adeng Bustomi
Warga menyaksikan kirab santri guna menyambut Hari Santri Nasional ke-2 di Tasikmalaya, Jawa Barat, Kamis (20/10).

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA --  Pagi itu Kota Tasikmalaya masih dibekap mendung. Kendaraan pun masih nampak sedikit yang lalu lalang di Jalan KH.Zaenal Mustofa pada Kamis, (20/10) sekitar pukul 07.00 WIB. Namun, dengungan takbir dan shalawat sudah terdengar di Tugu Adipura dekat Masjid Agung Kota Tasikmalaya. Ternyata secara berangsur-angsur para peserta Kirab Hari Santri mulai berkumpul di sana.

Mulanya hanya beberapa puluh santri saja, tapi jumlah itu terus bertambah seiring waktu hingga mencapai ribuan. Kedatangan mereka menggunakan motor atau mobil bak terbuka. Tak tanggung-tanggung, Pondok Pesantren di wilayah pelosok Tasik pun ikut mengirimkan santrinya guna mengikuti ajang tersebut. Para santriwan dan santriwati mengenakan pakaian Muslim dan membawa atribut guna meramaikan Kirab. Minimal, mereka membawa bendera atau spanduk bertuliskan identitas asal ponpesnya.

Sekitar pukul 08.30 WIB, rombongan kirab santri mulai bergerak membelah jalan KH.Zaenal Mustofa. Nada shalawat, lagu berjudul 'Suasana di Kota Santri' dan lagu qosidahan mengiringi perjalanan peserta Kirab menuju lokasi finish di Lapangan Upacara Dadaha yang berjarak sekitar lima kilometer dari tempat start. Meski jaraknya lumayan jauh, tak membuat semangat peserta kirab mengendur. Para peserta yang notabene berusia remaja nampak bersemangat dengan tak berhenti bernyanyi sepanjang jalan.

Ternyata dalam Kirab kali ini tak hanya menyertakan peserta asal Ponpes, melainkan juga dari sejumlah sekolah di Kota Tasik seperti SMPN 1, SMA 9 dan SMA 1. Selain itu, perwakilan dari sejumlah dinas juga diikutkan seperti dari Dinas Bina Marga.

Salah satu peserta Kirab asal Ponpes Mathaul Ihsan, Dwi Suryani mengaku senang bisa mengikuti Kirab kali ini. Ia merasa bangga bisa menjadi bagian perayaan Hari Santri Nasional yang jatuh pada tanggal 22 Oktober nanti. "Senang ya bisa ikutan seru juga bareng sama teman-teman jadi enggak berasa capeknya padahal jalannya lumayan jauh," ujarnya.

Koordinator Kirab Muhammad Aminuddin menyebut, tak ada kesulitan dalam merangkai acara Kirab tahun ini. Sebab, semua Ponpes dan instansi lain siap bekerjasama dalam menyukseskan Hari Santri Nasional. Dia berharap, kirab santri di Tasik mampu menjadi dorongan inspirasi di tempat lain agar minimal ikut menyelenggarakan acara serupa. Pasalnya, lewat acara damai seperti inilah yang mampu menunjukan kebesaran umat Muslim sebagai mayoritas di Indonesia.

"Karena hari santri sudah menjadi agenda nasional, maka kita sebagai anak bangsa sudah seharusnya memeriahkan ini dengan berbagai metode.

Kebetulan Tasik kota ulama dan kota pesantren, semoga ini menjadi inspirasi bagi wilayahh lain," ucapnya.

Dalam Kirab tahun ini, setidaknya ada 100 Ponpes yang bergabung memeriahkan acara. Total peserta Kirab pun tak tanggung-tanggung mencapai sekitar tujuh ribu peserta. Meski begitu, awalnya ada sekitar 200 pesantren yang ingin ikut serta, tapi ia membatasi agar rangkaian Kirab tak terlampau panjang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement