Ahad 02 Oct 2016 20:00 WIB

Momen Tahun Baru, Persatuan Umat Harus Lebih Erat

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Agus Yulianto
  Ribuan Ummat muslim menghadiri acara silaturahmi.
Foto: Republika/ Darmawan
Ribuan Ummat muslim menghadiri acara silaturahmi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Memasuki tahun baru 1438 Hijriyah, umat Islam harus lebih memperat persatuan dan tidak mudah dibenturkan. Di sisi lain, penguatan ekonomi juga harus terus dilakukan dengan menumbuhkan para pengusaha di kalangan santri.

Pemimpin Pondok Pesantren Pondok Pesantren Darul Ulum Wal Hikam (Dawam) KH Ahmad Sugeng Utomo (Gus Ut) mengatakan, memasuki tahun baru hijriyah, umat Islam harus bisa menghijrahkan hati dan diri menjadi lebih baik. Rasulullah juga mengajarkan agar tiap hari harus lebih baik.

Menurutnya, umat harus juga harus lebih hati-hati agar tidak mudah dibenturkan. Biar bagaimanpun, kata dia, tantangan umat makin berat dan ini harus dihadapi bersama.

"Era ini, kita dihadapkan pada situasi dimana adu domba terjadi dalam Islam sendiri. Ini berat. Kita harus menyadari seseorang saat sudah bersyahadat, maka dia saudara kita. Maka, jangan mudah mengkafirkan satu sama lain," tutur Gus Ut, Ahad (2/10).

Menuju negeri baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur, umat Islam harus pandai membawa diri sehingga umat Islam di Indonesia tidak mudah diadu satu sama lain seperti yang bisa dilihat di negara-negara Islam saat ini.

Di sisi ekonomi, Pembina Rumah Entrepreneur Indonesia itu, juga mengajak semua pihak untuk terus menumbuhkan jumlah pengusaha dari pesantren. Pendataan pengusaha dari kalangan pesantren sendiri sedang dilakukan. Ini penting agar mereka bisa dikoneksikan dengan pemerintah, sehingga mudah mengakses permodalan dan pembekalan kewirausahaan sehingga kompetitif di dunia usaha.

Yang lainnya adalah penguasaan santri akan dunia digital, pemahaman akan ekonomi, dan adaptif. Santri harus bisa mengikuti perkembangan ekonomi dunia kalau mau Indonesia berdaulat, terutama secara ekonomi. Santri juga harus adaptif sehingga tidak mudah mengalami diskriminasi atau keadaan yang membuat mereka dipojokkan dengan label terorisme.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement