REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebagai salah satu masjid terbesar di Asia Tenggara, keunikan desain masjid yang pembangunannya menelan dana sekitar RM 10 juta ini ada pada kaligrafi dan ornamen rumit serta menara setinggi 73 meter.
Di atas masing-masing pintu ini dipasang kaligrafi ayat suci Alquran dengan mosaik bewarna biru keemasan, begitu juga di ruang shalat utama. Di bagian bawah kubah, selain dihias dengan kaligrafi, juga dipersolek dengan kaca mosaik emas putih.
Kubah Masjid Negara ditopang oleh 16 tiang utama berdiameter tiga meter. Sebelum di renovasi, mihrab masjid tadinya berbentuk persegi seperti pintu, kemudian diubah berbentuk melengkung seperti gerbang.
Mihrab ini bertakhtakan ayat-ayat Alquran yang khas Maroko. Termasuk, paras tembok yang mengelilingi mihrab.
Mimbar tempat imam berkhutbah terletak di sebelah kanan mihrab. Mimbar yang berbentuk seperti beranda ini dibuat dari kayu. Sebanyak 16 unit lampu gantung menghias interior.
Lampu-lampu tersebut merupakan sumbangan dari para sultan, gubernur, dan bekas yang dipertuan negara Singapura.