Senin 11 Dec 2023 10:20 WIB

Anwar Ibrahim: Gerakan Islam Harus Kerja Lebih Keras, Terorganisir, dan Rajin

Anwar akan terus mengangkat penderitaan rakyat Palestina di panggung internasional.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Ani Nursalikah
Perdana Menteri Malaysia Datuk Seri Anwar Ibrahim.
Foto: EPA-EFE/HOW HWEE YOUNG
Perdana Menteri Malaysia Datuk Seri Anwar Ibrahim.

REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Gerakan Islam perlu bekerja lebih keras, lebih terorganisir, dan rajin dalam mencerahkan masyarakat. Hal ini disampaikan Perdana Menteri Malaysia Datuk Seri Anwar Ibrahim.

Anwar dalam postingan Facebook-nya pada Ahad (10/12/2023) mengatakan bahwa ketika pengetahuan terbatas dan ada tekanan kuat dari pemikiran barat, gerakan tersebut perlu fokus pada peningkatan pemahaman yang lebih dalam.

Baca Juga

Hal tersebut disampaikannya pada jamuan makan malam dan pidato Melakar Nahdah Ummah, bersamaan dengan Ijtimak Harakiy Wadah Pencerdasan Umat Malaysia (Wadah), yang diselenggarakan bersama oleh Gerakan Pemuda Islam Malaysia (ABIM) dan Persatuan Nasional Pelajar Muslim Malaysia (PKPIM) di Putrajaya.

“Karena tantangan yang ada saat ini, kita harus bekerja lebih keras, lebih terorganisir, dan rajin memberikan pencerahan kepada masyarakat,” kata Anwar, dilansir dari laman Malay Mail, Senin (11/12/2023)

Anwar juga menyampaikan apresiasi yang sebesar-besarnya kepada para aktivis senior pada masanya, yang tetap setia pada perjuangan gerakan dakwah, hingga pelajar dan pemuda, dalam acara yang juga dihadiri oleh istrinya, Datuk Seri Dr Wan Azizah Wan Ismail.

Anwar adalah mantan presiden Gerakan Pemuda Islam Malaysia (ABIM). Sebagaimana diketahui, Perdana Menteri Mayalsia juga menaruh perhatian serius terhadap persoalan yang dihadapi bangsa Palestina.

Beberapa bulan lalu, Anwar menyampaikan bahwa dirinya memahami terdapat banyak risiko ketika dia dan negaranya secara lantang menyuarakan dukungan untuk perjuangan Palestina. Namun, Anwar memilih tidak menghiraukan hal tersebut dan akan terus mengangkat penderitaan rakyat Palestina di panggung internasional.

“Ya, saya tahu ada banyak risiko (ketika menyuarakan dukungan pada Palestina). Saya tidak punya pilihan lain karena ada pembunuhan terhadap anak-anak dan perempuan,” kata Anwar, dilansir Malay Mail, Ahad (22/10/2023).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement