Kamis 18 Aug 2016 16:28 WIB

Dengarkan Lantunan Alquran, Lori Ferry Zouiten Menangis

Rep: ahmad islamy Jamil/ Red: Agung Sasongko
Mualaf
Foto:
Lorena, mualaf asal Toronto

Lori dibaptis dan dibesarkan sebagai seorang Nasrani. Meski demikian, keluarganya tidak beribadah di gereja yang sama setiap pekannya. Lori dan saudara perempuannya memilih bergabung dengan jemaat gereja Methodist. Sedangkan, ayah, ibu, dan saudara laki-lakinya pergi ke gereja Katolik.

Sewaktu masih muda, Lori sangat aktif dalam program-program di gereja, seperti paduan suara, kelompok remaja, sekolah Minggu, dan membaca Bibel selama kebaktian. “Kami semua mengikuti kebaktian setiap Ahad,” ujarnya.

Saat berusia 18 tahun, Lori meninggalkan kampung halamannya yang berada di Negara Bagian Wisconsin. Ia pindah ke Longmeadow, Massachusetts, untuk bekerja sebagai perawat pribadi kepada Keluarga Nuger yang beragama Yahudi.

Tugas Lori yakni merawat anak mereka yang mengidap cerebral palsy sejak lahir. Yakni, semacam gangguan yang memengaruhi sejumlah fungsi otak dan sistem saraf, seperti kemampuan untuk bergerak, belajar, mendengar, melihat, dan berpikir.

Selama bergaul dengan keluarga Nuger, Lori kerap mengamati aktivitas keagamaan mereka. Menurut dia, keluarga itu tidak terlalu religius dalam kesehariannya. Walaupun demikian, mereka tetap pergi ke sinagoge setiap kali merayakan Paskah dan Yom Kippur (hari-hari besar dalam agama Yahudi).

Belakangan, Lori juga mengetahui bahwa salah satu menantu Nuger ternyata  seorang Kristen yang berpindah agama menjadi Yahudi. “Ketika itu saya masih tidak habis pikir, bagaimana seseorang bisa menyangkal keimanan yang sudah menjadi bagian dari kehidupan mereka sebelumnya?”

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement