REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- “Bagaimana perasaan Ibu jika seandainya aku pindah ke agama lain?” Pertanyaan itu pernah diungkapkan Lori Ferry Zouiten kepada ibunya bertahun-tahun yang silam. Ketika itu, sang ibu hanya menjawab bahwa selama agama yang dijalankannya masih sejalan dengan iman kristiani, tidak ada yang perlu dipersoalkan.
Sejak kecil, Lori selalu dididik untuk mencintai gereja. Hingga menginjak usia dewasa, tidak pernah ada niat dalam hatinya untuk berpindah keyakinan. Namun, entah mengapa, pertanyaan semacam itu tiba-tiba saja melintas di dalam benaknya yang saat itu masih berumur 16 tahun.
“Di kemudian hari, saya baru menyadari bahwa pertanyaan itu merupakan sebuah firasat terhadap peristiwa penting yang saya alami pada tahun-tahun sesudahnya,” ujar perempuan asal Amerika itu membuka kisahnya, seperti dikutip I Found Islam.